SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Menghadapi tantangan ke depan, Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) akan memperkuat konsolidasi internal.

 

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

 

Pengrajin melakukan proses akhir pewarnaan mebel rotan di pusat penjualan rotan di Jakarta, Kamis (6/11). Pemerintah menargetkan nilai ekspor mebel kayu dan rotan olahan mencapai US$ 5 miliar dalam lima tahun mendatang. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Ilustrasi mebel rotan (JIBI/Solopos/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA- Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) akan memperkuat konsolidasi internal menghadapi tantangan ke depan. Selain bekerjasama dengan beberapa kampus untuk penguatan desain, AMKRI juga akan ?menguatkan kapasitas anggotanya.
Ketua Umum DPD AMKRI DIY Periode 2015-2018 Heru Prasetyo mengatakan, ?para pelaku usaha mebel dan kerajinan harus siap menghadapi tantangan di sektor ini. Selain perlu menguatkan manajemen perusahaan, dan teknologi, pelaku usaha juga perlu meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya.

“Semua upaya itu bisa dilakukan bersama AMKRI. Termasuk kemudahan akses permodalan dan pemasaran,” kata Prasetyo usai dilantik sebagai Ketua Umum DPD AMKRI DIY menggantikan Indah Rahayu, Senin (7/12/2015) di Hotel Harper Jogja.
Selain masalah tersebut, AMKRI juga masih memperjuangkan penerapan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK). Menurutnya, penerapan SVLK seharusnya hanya di industri hulu sementara industri hilir tidak. Hal itu dilakukan agar para pengusaha mebel dan kerajinan khususnya UKM bisa terlindungi. Dia berharap agar pemerintah memperbanyak kegiatan ekspo (pameran) untuk meningkatkan gairah ekonomi akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi setahun terakhir.

“AMKRI berharap agar pemerintah pro UKM. Termasuk ketersediaan bahan baku, jangan banyak diekspor. Pemerintah seharusnya memperbanyak bahan baku untuk memenuhi industri dalam negeri,” katanya.
Sementara, Sekretaris Jenderal AMKRI DIY Yogi Anindiya Putra berharap pengusaha yang belum tergabung dalam wadah Asosiasi bisa bergabung. Sebab katanya, masih banyak pengusaha di sektor ini yang berdiri sendiri. Padahal, keberadaan asosiasi memberikan banyak manfaat seperti akses permodalan dan pemasaran.

“Kami menargetkan dua kali penambahan jumlah keanggotaan. Saat ini, kami hanya memiliki sekitar 90 anggota aktif. Jogja akan menjadi basis produksi mebel dan kerajinan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya