Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Kabid Pemeliharaan Sarana Prasarana Keamanan dan Kebersihan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Jogja, Sunarto, Rabu (11/7) mengatakan, selama liburan sekolah pasar Bringharjo terutama di lantai satu tepatnya los penjualan batik dijejali pengunjung yang kebanyakan wisatawan.
Akibatnya banyak anak-anak yang hilang di tengah keramaian akibat terlepas dari genggaman orang tuanya atau terpisah dari rombonganya. Apalagi saat berbelanja biasanya orang tua asyik bertransaksi sementara anak kecil yang dibawa tak diperhatikan. “Biasanya kalau sudah belanja kan lupa, tahu-tahu anaknya udah nggak ada, kemarin itu banyak juga yang melaporkan hampir 10 kejadian-lah,” katanya.
Kasus lainnya biasanya anggota rombongan pelajar yang terpisah dari rekan-rekanya. Beruntung menurut Sunarto anak yang hilang atau rombongan yang terpisah ini bisa ditemukan. Lebih beruntung lagi, kondisi di Jogja tak seperti kota besar lainnya seperti Jakarta yang banyak bergentayangan para penculik anak.
Biasanya setelah kejadian, salah satu anggota keluarga atau rombongan segera melapor ke petugas atau bagian informasi. Dari sana petugas disebar untuk mencari dan mengenali ciri-ciri anak yang hilang. Laporan kehilangan juga disampaikan lewat pengeras suara atau radio di Bringharjo. “Untungnya ketemu karena petugas kita kan langsung jalan,” tuturnya.
Selama liburan akhir pekan ini pula, personil pengamanan pasar juga ditambah. Dari sebelumnya hanya 30 orang menjadi 45 orang. Penambahan petugas ini diperpanjang hingga Lebaran nanti yang diprediksi Bringharjo juga bakal padat seperti saat liburan sekolah.
Kendati demikian, lanjut Sunarto, meski ada penambahan petugas, kunci utama tetap ada pada diri masing-masing pengunjung untuk waspada atau tidak. “Yang penting itu harus hati-hati, anak-anak harus selalau dalam genggaman, dan melapor ke petugas kalau ada apa-apa,” lanjutnya.