SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor di jalur jalan Trenggalek-Ponorogo (JIBI/Solopos/Antara)

Kondisi sisi selatan rumah milik Sawaldi itu sudah condong ke arah sungai.

Harianjogja.com, BANTUL-Tak kuat menahan debit air Sungai Code yang meninggi, tebing sungai setinggi lebih dari 8 meter yang berada di kawsan Dusun Kembangsongo, Desa Trimulyo ambrol. Akibatnya, satu unit rumah yang berbatasan langsung dengan titik ambrol itu pun terancam.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Saat Harian Jogja mendatangi lokasi, kondisi sisi selatan rumah milik Sawaldi itu sudah condong ke arah sungai. Bahkan, bagian kamar mandi milik warga asli Kembangsongo itu pun kini sudah tampak menggantung.

Saat dikonfirmasi, Salwadi menceritakan, ambrolnya tebing sungai sepanjang lebih dari 13 meter itu terjadi Selasa (22/11/2016) sekitar pukul 23.00. Ketika itu, ia hendak mengemasi dagangannya. “Sebenarnya, saat saya berjualan di depan rumah, sekitar jam 21.00 sudah terdengar guguran, tapi kecil. Barulah sekitar pukul 23.00, guguran besar terdengar,” katanya, Rabu (23/11/2016) pagi.

Ia menambahkan, kondisi jembatan yang dibangun sekitar 1985 itu memang sudah terlihat retak di bagian badannya. Belum lagi di bagian lantai jembatan, Salwadi mengaku kondisinya terbilang sudah rusak. Akibatnya, arus air yang seharusnya mengarah dari barat ke timur, sebagian terpecah mengalir ke arah utara. “Aliran itulah yang saya rasa merusak dinding di sebelah rumah saya ini,” katanya.

Kini, ia hanya berharap adanya tindakan segera dari pemerintah. Pasalnya, dengan tingginya intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Code menyebabkan terus meningginya debit air. Ia khawatir, hal itu akan semakin memperluas area longsoran.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengakui bahwa jarak rumah Salwadi dengan bantaran sungai itu memang terlampau dekat, yakni hanya sekitar 6 meter saja. Jika mengacu pada regulasi yang berlaku, jarak ideal antara bangunan dan bantaran sungai paling dekat adalah 50 meter.

Kendati begitu, ia enggan mengambil kesimpulan bahwa konstruksi rumah itu menyalahi aturan. Pasalnya, hingga kini pihaknya masih melakukan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ambrolnya tebing sungai itu.

“Termasuk juga dari sisi historisnya. Apakah benar rumah itu menyalahi aturan atau justru posisi sungai itu yang bergeser,” katanya.

Di luar itu, ia mengakui bahwa di wilayah sekitar lokasi tebing yang ambol, sudah terjadi beberapa titik erosi di dasar tebing. Inilah yang menurutnya perlu segera dilakukan pembahasan terkait penanganannya. Jika tidak, ia khawatir titik ambrol itu akan semakin meluas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya