SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit yang harus diwaspadai masyarakat Gunungkidul saat musim penghujan. Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul hingga akhir September ada 234 penderita penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Dari data itu juga, Kecamatan Wonosari menjadi wilayah yang paling rawan terserang penyakit tersebut. Sebab, dalam dua bulan terakhir ada 12 pasien penderita demam berdarah.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Memang di kecamatan lain juga memiliki potensi yang sama. Namun, untuk Wonosari menjadi perhatian tersendiri. Sebab, selain jumlah penduduknya padat, juga terdapat banyak industri yang memungkinkan perkembangan nyamuk aedes aegypti jadi semakin besar,” kata Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro kepada Harianjogja.com, pekan lalu.

Menurut Dia, berdasarkan hasil penyelidikan petugas, sumber jentik nyamuk yang menjadi penyebab penyebaran DBD bukan berasal dari dalam rumah, melainkan dari lingkungan sekitar rumah.

“Sampah yang menumpuk atau tempat-tempat yang bisa menampung air menjadi sarana yang cocok bagi nyamuk untuk berkembang biak,” ungkap dia.

Sumitro menduga, jumlah pasien demam berdarah kemungkinan akan terus bertambah. Terlebih lagi, kata dia, memasuki musim hujan yang akan datang.

“Musim hujan merupakan masa paling bagus untuk perkembangan nyamuk demam berdarah. Dari 234 kasus yang ada, 34 penderita terserang di Januari lalu, di mana bulan itu merupakan puncak terjadinya musim penghujan,” paparnya.

Sumitro menegaskan, telah melakukan beberapa langkah untuk pencegahan. Salah satunya, melakukan penyemprotan atau foging di empat kecamatan, yakni Ponjong, Saptosari, Nglipar dan Wonosari. Hanya, menurut dia, upaya foging merupakan cara pencegahan yang paling akhir. Sebab, pencegahan DBD paling baik dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Caranya,  warga harus menjaga kebersihan lingkungan. Barang-barang yang bisa menampung air dan berpotensi menjadi tempat berkembang nyamuk sebaiknya dikubur atau dibakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya