SOLOPOS.COM - Suasana pedagang minyal goreng di Pasar Beringharjo pada Selasa (22/3/2022). (Harian Jogja/Catur Dwi Janati)

Solopos.com, JOGJA — Kebijakan pencabutan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu berdampak pada kelangkaan minyak goreng curah. Saat ini, minyak goreng curah di Jogja semakin sulit didapat.

Setelah pencabutan HET minyak goreng dan harga minyak goreng disesuaikan dengan harga pasar, sebagian masyarakat terutama pelaku UKM banyak yang berlaih ke minyak goreng curah. Karena para pelaku UKM merasa harga minyak goreng kemasan terlalu mahal.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Salah satu pedagang minyak goreng curah di Pasar Beringharjo, Ponirah, menyampaikan saat ini kesulitan untuk mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Stok minyak goreng yang dikirim ke lapaknya jauh berkurang dari jumlah yang dipesan.

Baca Juga: Seorang Pedagang di Malioboro Jogja Diamuk Warga, Kenapa?

“Tidak ada ada yang curah, yang dicari curah. Kalau yang kemasan sudah banyak sekarang. Sekarang yang curah yang kosong,” tandasnya pada Selasa (22/3/2022).

Ponirah menuturkan sebelum kebijakan pencabutan HET, diirnya mudah mendapatkan pasokan minyak goreng. Sekali kirim biasanya sebanyak lima jeriken dengan ukuran 19 liter. Namun, saat ini hanya mendapatkan jatah dua hingga tiga jerikan minyak goreng curah saja.

“Ya kalau minta berapa-berapa ya ada, kalau normal,” ujarnya.

Dia menuturkan sejak minyak goreng kemasan langka, penjualan minyak goreng curah memang sangat laris. Namun, sejak itu, minyak goreng curah juga ikut sulit didapat. Karena stok barang dari distributor juga menipis.

Baca Juga: Tarif Terlalu Murah, Ratusan Driver Ojol Geruduk Kantor Grab Jogja

“Sudah 26 tahun jualan minyak, baru ini lho aku sulit,” imbuhnya.

Ponirah menuturkan saat ini banyak warga yang beralih ke minyak goreng curah. Terutama pelaku UKM yang sebelumnya membeli minyak goreng kemasan beralih ke minyak goreng curah. Peralihan itu karena selisih harga antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sangat tinggi.

“Sekarang banyaknya malah minta yang curah. Soalnya sekarang kan mahal, minim kan Rp25.000 [minyak goreng kemasan 1 liter]. Kalau yang curah Rp19.000, selisihnya Rp6000, kalau jualan gorengan ya mesti milih yang curah to. Tapi enggak ada barangnya,” tandasnya.

Saat ini harga minyak goreng curah pun terkerek naik. Harga minyak goreng curah sebelumnya seharga Rp16.000-Rp17.000 per liter. Namun, saat ini harganya naik menjadi Rp19.000 hingga Rp20.000 per liter.

Meski harganya naik, ternyata antusias masyarakat untuk membeli minyak goreng curah sangat tinggi. Dia menuturkan beberapa jeriken minyak goreng curah yang datang, selalu habis diborong pembeli.

Baca Juga: Nestapa Pekerja Hotel di Jogja, Setahun PHK, Tapi Belum Dapat Pesangon

“Kemarin ada enam jeriken saja kurang. Sejak minyak goreng langka ini, enam jeriken tidak sampai sehari sudah habis,” kata dia.

Pedagang minyak goreng curah di Pasar Beringharjo lainnya, Surati, mengatakan hal senada. Dia mengaku dua hari terakhir tidak mempunyai minyak goreng curah sama sekali. Padahal biasanya ia mendapatkan jatah 10 jeriken dengan ukuran 18 liter per harinya.

“Kalau permintaan ya banyak. Soalnya di mana-mana enggak ada, terus bakul-bakul dari yang lain kan juga cari ke sini. Seperti kita juga cari ke mana-mana, mana yang ada, biasanya cari sambung-sambungan atau tempil-tempilan tapi ini blas enggak ada,” imbuhnya.

Surati menyampaikan sulitnya pasokan minyak goreng curah ini sudah dialami sejak pemerintah mencabut aturan HET. Dia berharap minyak goreng segera tersedia dan harganya tidka mencekik rakyat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya