Jogja
Kamis, 24 Oktober 2013 - 19:50 WIB

Anggaran Dropping Air Habis, Dinsos Diminta Utang

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi distribusi air bersih. (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Bencana kekeringan di Kabupaten Gunungkidul masih terjadi, namun anggaran dropping air bersih dari Pemerintah Kabupaten sudah habis sejak sepekan lalu.

Kasi Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul Gustarto Subiyono mengatakan, anggaran dropping air bersih memang sudah habis sejak sepekan yang lalu. Pihaknya juga sudah mengajukan dana tambahan melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan namun hingga kini belum bisa cair.

Advertisement

“Anggaran dropping air Rp492 juta sudah habis. Kita mengajukan anggaran lagi Rp300 juta,” kata dia saat dihubungi Kamis, (24/10/2013).

Gustarto memaparkan, anggaran cepat habis karena dropping air yang dilakukan Dinas Sosial saat ini menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi sehingga lebih mahal dari pada BBM subsidi. Dana tersebut hanya digunakan oleh Dinas Sosial. Sementara dana dropping air dilakukan di 13 kecamatan terpisah.

Meski dana habis, Gustarto memastikan upaya dropping air bersih tetap dilakukan. Hanya dengan menggandeng pihak ketiga, seperti perusahaan atau bank yang ingin menyumbang air bersih berkoordinasi dengan dinas sosial. Gustarto juga berharap anggaran tambahan segera cair karena dropping air masih dibutuhkan masyarakat

Advertisement

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari komisi D Imam Taufik mengatakan, distribusi air bersih untuk masyarakat tidak boleh terganggu mengingat saat ini masih musim kering. “Jika pemerintah kehabisan dana bisa pinjam terlebih dahulu karena dana tambahan APBD Perubahan sudah disetujui hanya belum cair saja,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif