SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Anggaran pencegahan HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Gunungkidul pada 2012 hanya Rp4,5 juta. Ironisnya, angka itu jauh lebih kecil daripada anggaran belanja pakaian batik pegawai Dinkes dan Unit Pelaksana Teknis yang mencapai Rp76 juta.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Anggaran pencegahan HIV/AIDS dalam APBD Gunungkidul 2012 itu hanya diperuntukkan untuk 20 orang di 10 SMP dan SMA serta 25 orang di empat lokasi risiko tinggi. Padahal, Gunungkidul memiliki 103 SMP dan 41 SMA dengan ribuan siswa.

Sebaliknya, 1.090 pegawai Dinkes dan UPT dianggarkan dalam APBD 2012 untuk memiliki baju batik tradisional seharga Rp70.000. Total anggaran belanja pakaian batik adalah Rp 76,3 juta.

“Anggaran [HIV/AIDS] itu sangat kurang,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Dinkes dr. Dewi Irawati kepada Harian Jogja, Kamis (19/7).

Dewi mengatakan, pihaknya akan menggelar penyuluhan terkait HIV/AIDS setelah Hari Raya Idulfitri. Menurutnya, Dinkes sangat terbantu dengan keberadaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).

Anggaran pencegahan HIV/AIDS juga lebih kecil dibanding anggaran belanja pemeliharaan peralatan kantor Dinkes yang mencapai Rp25 juta. Total anggaran untuk program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular di Dinkes Gunungkidul sebesar Rp491 juta.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya