Jogja
Rabu, 2 Agustus 2017 - 20:20 WIB

Angin Kencang di DIY, Puncak Kemarau Diprediksi Agustus

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang warga, Watinah sedang mengambil air dari kubangan di Telaga Banteng yang mengering di Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Minggu (16/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Angin kencang di DIY belakangan ditengarai sebagai dampak adanya penguatan pergerakan angin monsoon Australia

Harianjogja.com, SLEMAN-Angin kencang di DIY belakangan ditengarai sebagai dampak adanya penguatan pergerakan angin monsoon Australia. Masyarakat juga diminta bersiap menghadapi puncak musim kemarau pada Agustus ini.

Advertisement

Kepala Kelompok Operasional BMKG Stasiun Klimatologi, Djoko Budiyono menerangkan kecepatan angin di wilayah DIY saat ini termasuk kategori sedang-cukup tinggi. Kecepatannya berkisar 18-28 kilometer per jam sedangkan kecepaan angin di laut selatan Jogja mencapai 28-37 kilometer per jam.

“Salah satu penyebabnya adanya penguatan pergerakan angin timuran[monsoon Australia],” ujarnya, Rabu (2/8/2017).

Selain itu, hal ini juga berdampak pada tingginya gelombang di pesisir selatan Jogja hingga 2,5-4 meter. Karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada guna menghindari kejadian buruk.

Advertisement

Djoko menambahkan saat ini masih masuk dalam periode musim kemarau sehingga hujan yang terjadi sifatnya hanya sementara. Diperkirakan hujan hanya akan hujan dalam 2 atau 3 hari dengan kategori ringan atau rendah.

Ia menegaskan jika selama puncak musim kemarau ini sejumlah wilayah yang merupakan daerah tadah hujan perlu mempersiapkan diri. Pasalnya, daerah tersebut memang merpakan wilayah yang sangat tergantung pada air hujan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif