SOLOPOS.COM - Salah satu rumah dengan bangunan di Dusun Temanggung, Tambakrejo, Tempel, Sleman yang roboh akibat terjangan angin pekan lalu. Tiga korban tewas dan dua luka dalam musibah ini, BPBD Sleman dan BMKG DIY meminta untuk mewaspadai potensi angin serupa pada pekan ini. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Angin kencang Sleman dapat diatasi dengan sejumlah strategi.

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman memperkirakan pekan ini potensi cuaca ekstrim seperti angin kencang tersebut kemungkinan masih terjadi. Kendati demikian kekuatannya cenderung menurun. Dari sebelumnya cuaca ekstrim hujan disertai angin nyaris mencapai 80% namun pekan ini akan turun sekitar 20%.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Terkait prediksi BMKG tersebut, Kepala BPBD Sleman Juli Setiono menegaskan seluruh personelnya disiagakan selama 24 jam sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana. Sewaktu-waktu dapat dihubungi oleh masyarakat jika terjadi insiden yang berkaitan dengan bencana. Selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan TNI dan polri serta sejumlah organisasi relawan. Jika ada informasi terkait bencana, relawan akan langsung ke tempat lokasi kejadian untuk melakukan tindakan penanganan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Jika BMKG menilai daerah datar yang perlu diwaspadai, Juli Setiono menyatakan hampir semua wilayah di Sleman rawan angin ribut. Karena hampir semua kecamatan pernah tersapu angin dan menimbulkan kerusakan.

“Kalau kami semua kecamatan kami nyatakan perlu diwaspadai. Bahkan Cangkringan juga,” ujarnya.

Karena itu ia memberikan masukan beberapa hal kepada masyarakat. Pertama, masyarakat yang memiliki pohon sudah terlalu tua disarankan untuk melakukan pemangkasan. Sehingga beban ranting pohon saat terjadi hujan deras menjadi berkurang dan dapat meminimalisir tumbangnya pohon.

“Kami juga melakukan pemangkasan untuk pohon di pinggir jalan,” tegasnya.

Kedua, kata Juli, mengimbau kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kewapasdaan ketika terjadi angin kencang. Jika berada di dalam rumah, pastikan menghuni ruangan rumah yang kondisi bangunannya tergolong kokoh atau aman. Apabila masyarakat tengah berkendara, disarankan untuk berhenti ketika terjadi angin kencang.

“Tiga korban meninggal itu karena mereka berada di dalam rumah kemudian bangunannya roboh karena angin,” urainya.

Tak kalah pentingnya, Juli juga meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai petir. Karena dalam berbagai kejadian petir juga dapat menimbulkan korban jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya