SOLOPOS.COM - Ilustrasi gizi buruk (JIBI/Solopos/Dok.)

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengeklaim angka kasus gizi buruk cenderung mengalami penurunan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengeklaim angka kasus gizi buruk cenderung mengalami penurunan. Bahkan penurunan dinilai telah sesuai dengan target nasional yakni di bawah 1%.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan kasus gizi buruk di Gunungkidul setiap tahunnya memang selalu ada. Namun dilihat dari jumlahnya cenderung mengalami penurunan.

“Yang jelas saat ini kondisinya semakin baik, jika dibandingkan dengan target nasional sekarang ini kami jauh lebih baik,” kata dia kepada wartawan, Senin (23/10/2017).

Kasus gizi buruk yang selama ini terjadi hanyalah pada anak-anak di bawah lima tahun atau balita. Dan memang kata dia, Dinas Kesehatan selama ini hanya menangani kasus gizi buruk pada balita saja. Pasalnya program gizi hanya diperuntukkan untuk balita dan ibu hamil.

“Yang prioritas itu balita. Kalau pada dewasa kita tidak lagi menilai itu sebagai gizi buruk. Karena orang dewasa yang mengalami sakit apapun kecenderungannya kurus dan kurang gizi,” ujarnya.

Dewi menambahkan kasus gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh faktor kesehatan saja, namun banyak faktor lain yang menyebabkan gizi buruk. Misalnya adalah faktor ekonomi keluarga yang membuat akses akan asupan nutrisi seorang anak menjadi terbatas. Selian itu juga disebabkan oleh pola asuh yang salah atau karena disebabkan pernikahan dini.

Untuk itu pihaknya pun secara berkala melakukan pemantauan melalui posyandu. “Kami melakukan pemantauan status gizi. Kemudian pemberian makanan tambahan, Jika sudah diketahui mengalami gizi buruk maka diberikan makanan tambahan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Kartini menyebutkan berdasarkan ukuran indikator berat badan dan tinggi badan balita yang telah dilakukan pemeriksaan pada 2015 terdapat 59 kasus gizi buruk. Pada 2016 terdapat 18 kasus, sedangkan hingga Januari hingga Oktober tahun ini ada 53 kasus.

Kendati jumlah kasusnya fluktuatif, tetapi jika dilihat dari prosentase jumlah balita yang diperiksa dengan kasus gizi buruk, mengalami penurunan. Berdasarkan data pada 2015 sebanyak 0,21% dari 28.629 yang telah diperiksa, pada 2016 sebanyak 0,06% dari 31.450 balita yang diperiksa, dan pada 2017 sebanyak 0,017% dari 30.441 balita yang telah diperiksa.

“Jadi angkanya di bawah angka target nasional, karena target nasional kurang dari 1%,” kata Kartini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya