Angkutan umum Gunungkidul seperti trayek desa mati suri lantaran warga lebih memilih kendaraan roda dua.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejumlah trayek angkutan pedesaan mati suri. Sepinya penumpang membuat pengusaha angkutan desa lebih memilih untuk sering berhenti beroperasi.
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
Jalur-jalur yang mati antara lain rute Gedangsari-Wonosari; Sokoliman-Wonosari; Nglipar-Sambi dan Wonosari-Baron. Di hari-hari tertentu, seperti hari raya agama ataupun pasaran, angkutan desa di
jalur itu baru beroperasi.
Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Gunungkidul Kuncoro Budi Santoso mengatakan penyebab matinya transportasi pedesaan dikarenakan tingginya permintaan kendaraan roda dua. Dampaknya, peminat angkutan umum menjadi berkurang karena lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi saat beraktivitas.
“Meningkatnya jumlah kendaraan dua membuat angkutan umum jadi tersisihkan. Tidak salah jika di beberapa trayek, pengusaha angkutan memilih berhenti beroperasi karena minimnya penumpang,” kata Kuncoro kepada wartawan, Rabu (8/4/2015).