Jogja
Rabu, 21 September 2011 - 16:13 WIB

Antena tak dapat sinyal, proyek Bribin 2 terganggu

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

GUNUNGKIDUL—Proyek pengangkatan air bawah tanah Bribin II di Dusun Sindon, Dadapayu, Semanu belum sepenuhnya sempurna sesuai perjanjian awal lantaran sistem otomatis masih belum bisa dioperasikan. Pengoperasiannya terkendala karena pendeknya antena jaringan koneksi sehingga tidak bisa menangkap sinyal.

“Antena sinyal itu berfungsi untuk menghubungkan antara koneksi sistem otomatis yang ada di sini [Bribin II], dihubungkan oleh Jerman,” terang Solichin yang juga mediator proyek Jerman-Indonesia.

Advertisement

Ia menambahkan, untuk dapat mengoperasikan sistem otomatis itu, kata Solichin, tergolong mudah jika salah satu dari kedua pihak (Indonesia-Jerman) rela menyediakan anggaran tambahan untuk meninggikan jaringan sinyal antena tersebut. Akan tetapi, kata dia, pihaknya selaku mediator enggan memberikan masukan terkait persoalan tersebut, karena penyelesaian proyek masih menjadi tanggungjawab pihak Jerman.

“Tetapi kita tentu tidak enak, masak mau meminta, karena ini sebenarnya bukan proyek tetapi lebih ke arah penelitian,” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, perancang sinyal otomatis yang juga berasal dari salah satu perusahaan di Jerman juga tidak memahami medan lokasi proyek tersebut. Sehingga sinyal antena yang dipasang ketinggiannya pun tidak sesuai dengan medan yang ada di Sindon.

Advertisement

Ia memprediksi, jika antena tersebut bisa lebih tinggi dari kedua bukit yang ada di Sindon, kemungkinan panel otomatis yang saat ini masih mangkrak di salah satu ruangan tersebut, bisa dioperasikan dari Jerman. “Kalau antena bisa menangkap sinyal mungkin bisa, persoalannya yang mengoperasikan itu dari Jerman,” imbuhnya.

Akibat tidak bisa dioperasikannya sistem otomatis itu menjadikan biaya semakin tinggi terutama untuk naik turun tangga. Penggunaan lift selama sejam setidaknya membutuhkan 20 liter solar atau jika dirupiahkan sekitar Rp100.000. maka tak heran jika ada pihak yang ingin melihat perkembangan proyek tersebut masuk ke dalam sumur sedalam 105 meter harus menyediakan uang Rp100.000 hingga Rp150.000.(Harian Jogja/Sunartono)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif