SOLOPOS.COM - Seorang pedagang buah di depan Stasiun Wates merapikan buah apel merah yang sudah beberapa hari ini tidak laku lantaran isu bakteri pada buah impor asal Amerika, Rabu (28/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Apel berbakteri yang menghebohkan ternyata berdampak pada penjualan buah impor dan buah lokal

Harianjogja.com, JOGJA- Razia buah apel jenis Granny Smith dan Royal Gala oleh Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (TJKPD) DIY, menjadi berkah bagi penjualan buah lokal.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Pasalnya, penjualan buah apel impor anjlok sementara penjualan buah lokal naik tajam hingga 100%.

Siti, salah seorang pengecer buah-buahan di jalan Monjali Jogja mengatakan, sejak merebak kasus apel impor yang bakteri terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes, banyak konsumen yang mulai beralih membeli buah apel lokal.

Akibatnya, penjualan apel lokal melonjak hingga lebih dari 100%. “Kalau biasanya sehari terjual 2 kg, misalnya, sejak tiga hari ini terjual 5 kg. Konsumen kawatir dan takut dengan kasus bakteri itu,” kata Siti, Jumat (30/1/2015).

Tidak hanya apel, buah-buahan lokal lainnya seperti jeruk, semangka, melon dan jambu biji serta alpokat menjadi pilihan lain konsumen saat ini. Siti sendiri mengaku sudah tidak menjual apel Granny Smith dan Royal Gala setelah membaca kasus tersebut di internet.

“Senin pagi, saya tidak ambil stok lagi. Takut kenapa-napa. Tapi, untuk jenis apel Fuji Jepang dan buah impor dari China masih saya jual,” kata Siti.

Menurutnya, kualitas buah-buahan lokal sebenarnya tidak kalah dengan buah-buahan impor. Hanya saja, buah-buahan lokal secara visual kalah dengan tampilan buah impor.

“Daya tarik buah lokal kurang. Kalau yang impor itu menarik wajahnya mulus. Ini sudah saya packing dengan baik tapi juga orang milih yang impor,” tukasnya.

Hal senada disampaikan Satrio, pengecer di jalan Palagan, Sleman. Menurutnya, razia yang dilakukan pemerintah terhadap apel impor bedampak pada penjualan apel impor yakni turun drastis.

“Orang pada takut beli. Padahal tidak semua apel impor itu kan bermasalah. Hanya yang dari California, kalau yang Washington nggak masalah,” kata Satrio.

Dia mengaku rugi akibat kasus tersebut. Sebab, jika sebelum kasus apel impor berbakteri merebak rata-rata 10 kg setiap hari laku terjual.

“Kalau sekarang hanya satu sampai dua kilogram saja. Ya kalau dibilang rugi, ya rugi. Tapi mau gimana lagi, semua demi kesehatan dan keselamatan konsumen,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya