Jogja
Senin, 6 Desember 2021 - 16:33 WIB

Apresiasi Bulan Komunikasi Lewat Freedom of Speech

Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu event Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FIS UNY memperingati Bulan Komunikasi 2021. (Istimewa)

Solopos.com, JOGJA — Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memperingati rangkaian acara Bulan Komunikasi tahun 2021.

Bulan Komunikasi merupakan sebuah ajang apresiasi dalam bidang keilmuan komunikasi dan pada 2021 mengusung tema Freedom of Speech dengan mengangkat cerita legenda Garudheya. Dalam kepercayaan hinduisme Jawa kuno, Garudheya ini merupakan sosok yang melambangkan kebebasan.

Advertisement

Panitia Humas, Veronika Eggy Larasati, dalam rilisnya, Senin (6/12/2021), mengatakan Bulan Komunikasi 2021 dikemas dalam serangkaian kegiatan dimulai dari pameran karya, talkshow, campaign dan diakhiri dengan awarding.

Baca Juga : Inilah Jumariyanto, Pengusaha Wonogiri yang Diganjar Penghargaan PLN

Panitia mengundang seluruh perwakilan organisasi berbasis ilmu komunikasi di DIY dan Jawa Tengah. Pameran karya pada tahun ini terdiri atas beberapa kategori yaitu fotografi, film, iklan, podcast, newscasting, karya tulis keilmuan komunikasi, PR campaign, dan karya 2 dimensi.

Advertisement

Pameran karya terlaksana pada Sabtu-Minggu (27-28/11/2021), sedangkan talkshow dan awarding karya dilaksanakan pada Sabtu (4/12/2021). Melalui platform zoom meeting dengan mengundang content creator dan influencer, Kevin Nguyen serta Dosen Ilmu Komunikasi UNY, Fikri Disyacitta.

Talkshow dan Awarding Bulan Komunikasi UNY dihadiri oleh dosen ilmu komunikasi UNY, delegasi dari berbagai organisasi mahasiswa, komunitas berbasis keilmuan komunikasi, serta peserta dari berbagai SMA dan universitas di DIY-Jateng.

Fikri Disyacitta mengungkapkan pada 2018-2020 aspek kebebasan berpendapat mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai pada angka 56,06%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam hal kebebasan berekspresi.

Advertisement

Baca Juga : Nikmatnya Brongkos Cipto Gandung, Kuliner Sejak Era Kolonial di Klaten

“Dalam kajian ilmu politik, menurunnya angka kebebasan berekspresi merupakan pengingat, bahwa pemerintah dan masyarakat harus lebih terbuka untuk menerima berbagai ekspresi politik yang ada di masyarakat,” paparnya.

Sementara Kevin Nguyen mengungkapkan bahwa kebebasan berpendapat di media sosial cenderung kebablasan atau di luar batas. Bahkan sering kali menyebarkan hoax dan mengungkapkan pendapat yang mengandung hate speech, hal itu dikarenakan masyarakat belum teredukasi dan belum siap untuk menggunakan sosial media.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif