Jogja
Senin, 3 Juli 2017 - 09:40 WIB

ARUS BALIK LEBARAN 2017 : JJLS Kurang Diminati para Perantau

Redaksi Solopos.com  /  Galih Eko Kurniawan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kepadatan kendaraan musim mudik Lebaran. (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Lebih banyak melewati pintu keluar jalur Tempel dan Prambanan menuju Tol Salatiga, Jawa Tengah

Harianjogja.com, SLEMAN—Para pemudik yang kembali ke perantauan pada arus balik Lebaran lebih banyak melewati pintu keluar jalur Tempel dan Prambanan menuju Tol Salatiga, Jawa Tengah.

Advertisement

Kondisi tersebut menyebabkan arus balik melewati jalan jalur lintas selatan (JJLS) tidak sepadat jalur lainnya. Di jalur Tempel dan Prambanan, dalam sehari kendaraan yang keluar tercatat ada 40.000 sampai 50.000 unit selama arus balik.

“Orang lebih suka menggunakan jalur Ungaran atau Salatiga untuk balik ke perantauan. Jalur alternative di selatan kurang optimal digunakan pemudik. Banyak yang menghindari Pelem Gureh sampai persimpangan Gamping yang sering macet,” ungkap Kabid Angkutan Dishub DIY, Hari Agus Triyono, kepada Harian Jogja, Sabtu (1/7/2017).

Kepala Seksi Managemen Lalu Lintas Dishub DIY Bagas Senoaji menuturkan banyak pemudik memilih pintu keluar dari Tempel dikarenakan mereka berebut masuk tol melalui Ungaran. Meski begitu, banyak pula pemudik yang balik melewati Prambanan menuju Jatinom ke Boyolali untuk sampai ke Tol Salatiga.

Advertisement

Di wilayah selatan atau JJLS sementara ini tidak ada tol dan jalan yang lebar. Kondisi itu menyebabkan pemudik masih lebih suka menggunakan jalur Pantura dibandingkan jalur selatan. “Saat keluar dari wilayah Kopeng ataupun Boyolali, pemudik sudah bertemu jalan tol. Lebih cepat menuju Cikampek kemudian Jakarta. Kenyamanan inilah yang dicari pemudik,” ucap Bagas.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif