ilustrasi
BANTUL—Demi membebaskan Sarwi Anglini alias Awi dari mantan pacarnya yang temperamen, I Dewa Wafa Yuwana Slamet, 22, warga Gambiran, Pandean, Umbulharjo, Jogja harus tewas mengenaskan, Jumat (6/1) lalu.
Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam
Awal mula kasus pembunuhan dengan terdakwa Bayu Adi Pratama dan Ifin Kuntoro alias Toro itu baru terungkap setelah Sarwi Anglini, mantan pacar Bayu, memberikan kesaksiannya di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Kamis (28/6).
Kepada majelis hakim, Awi menuturkan, selama tiga tahun menjadi pacar Bayu dirinya kerap mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan. Bayu, yang saat itu berstatus mahasiswa PTS di Jogja, juga sering memukul dirinya.
Tidak tahan dengan sikap kasar pemuda asal Pacitan, Jatim itu, Awi berupaya memutuskan hubungan. Namun, Bayu menolak keputusan Awi. Bayu baru bersedia putus jika Awi sudah punya pacar baru.
Saat itulah, Awi meminta tolong kepada Dewa, mantan pacarnya semasa SMP. Saat Awi bertandang ke kos Bayu di wilayah Gambiran, Umbulharjo, Jogja untuk mengenalkan Dewa sebagai pacar barunya, Bayu tidak banyak bereaksi.
Beberapa hari berselang setelah pertemuan itu, masih kata Awi, Bayu tiba-tiba menemuinya. Kepada Awi, Bayu menunjukkan ponsel milik Dewa. “Ini hape-nya Dewa to, sudah di tanganku,” ujar Awi menirukan ucapan Bayu saat itu.
Selanjutnya, Dewa juga mengirim pesan singkat ke ponsel Awi. “Ada kejutan lho di bulan Januari,” bunyi pesan itu.
Bayu juga meminta Awi agar bersedia menjadi pacarnya lagi. Namun, Awi tidak menanggapi permintaan itu.
Awi baru tahu jika Dewa sudah tewas dibunuh Bayu saat dirinya dijemput kakak Dewa ke Polsek Umbulharjo, Jogja, Minggu (15/1).
Di kantor Polsek, Bayu dan Toro mengaku telah membunuh Dewa dan menguburnya di tanah kosong di Wonocatur, Banguntapan. (ali)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
