ASMARA BERUJUNG MAUT: Dijaga Ketat, Sidang Kasus Pembunuhan Dewa Tak Ricuh Lagi

ilustrasi

BANTUL–Sidang lanjutan kasus pembunuhan I Dewa Wafa Yuwana Slamet di Pengadilan Negeri (PN) Bantul, Kamis (5/7), dikawal ketat puluhan personel Polsek Bantul dan Polres Bantul.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dari pantauan Harian Jogja, jumlah personel yang diterjunkan dalam pengamanan kali ini hampir dua kali lipat dibanding sidang sebelumnya, Kamis (28/6) lalu. Hal itu dibenarkan Kapolsek Bantul Kompol Sudarsono.

“Selain dari Polsek Bantul, pengamanan sidang kali ini juga diperkuat dari Polres Bantul,” kata Sudarsono.

Selain jumlah personel ditambah, pengamanan juga diperketat dengan pemeriksaan menggunakan alat metal detector.

Sejak pukul 09.30 WIB, seluruh pengunjung PN Bantul yang hendak masuk melalui pintu gerbang sebelah barat wajib menjalani pemeriksaan. Sejumlah wartawan yang hendak meliput persidangan pun turut digeledah.

Dengan pengamanan ketat, jalannya sidang yang dipimpin ketua majelis hakim Ayun Kristanto itu berlangsung tertib. Hingga kedua terdakwa, Bayu Adi Pratama dan Ifin Kuntoro alias Toro, meninggalkan PN Bantul, tidak satupun pengunjung yang berupaya melampiaskan dendam.

Diberitakan sebelumnya, sidang pada Kamis pekan lalu berujung ricuh. Belasan warga berupaya menghajar kedua terdakwa saat hendak dimasukkan ke dalam mobil tahanan. Hingga mobil tahanan meninggalkan halaman PN Bantul, sebagian warga masih mencoba mengejar.

Dalam sidang yang beragendakan pemeriksaan saksi itu, jaksa penuntut umum (JPU) Andika Romadona menghadirkan tiga saksi. Yaitu, Muhammad Syafudin, Egas, dan Teo. Syafudin adalah anggota Polres Bantul yang menangkap Bayu dan Toro saat berboncengan dengan motor Yamaha Mio milik Dewa.

Pada 6 Januari lalu, dibantu Toro, Bayu nekat membunuh Dewa karena dianggap merebut mantan kekasihnya, Awi. Jasad Dewa ditemukan terkubur dengan tangan dan kaki terikat di tanah kosong di Wonocatur pada Minggu (15/1). (ali)