SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Googleimage)

Pemerintah naikkan anggaran pendidikan.

Harianjogja.com, JOGJA–  Pemda DIY melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) akan menutup kebutuhan anggaran operasional per siswa pada 2018 mendatang mengingat dana yang diberikan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOS Daerah (Bosda) jenjang SMA/SMK dinilai masih kurang. Khusus SMA akan diberikan Rp3,5 juta, sedangkan SMK digenapkan menjadi Rp4 juta per siswa.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

BOS dari pemerintah pusat diberikan Rp1,4 juta diberikan setiap triwulan sedangkan BOSDA sebesar Rp900.000 yang dicairkan setahun dua kali.

Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, jumlah dana BOS dan Bosda yang diberikan kepada setiap siswa memang masih kurang untuk operasional pendidikan. Oleh karena itu, pihaknya telah mengajukan penambahan anggaran untuk operasional tersebut dan telah disetujui DPRD DIY.

Selama beberapa tahun terakhir, operasional per siswa dari BOS APBN sebesar Rp1,1 Juta, sedangkan Bosda sebesar Rp900.000 per siswa untuk sekolah yang memiliki total di bawah 400 siswa dan Rp700.000 untuk sekolah dengan jumlah di atas 400 siswa. Kemudian dana pemerintah melalui APBD DIY rata-rata sekitar Rp1 juta per siswa, sehingga total peroleh untuk operasional sekitar Rp3 juta. Meski demikian, dengan jumlah itu ia mengakui masih kurangan. Sehingga Pemda DIY kembali menambah, agar total menjadi Rp4 juta untuk SMK dan Rp3,5 juta untuk SMA setiap siswa. Dana itu diambilkan melalui APBD DIY sebagai pendukung BOS dan Bosda.

“Jadi 2018 akan kami cukupi kebutuhan SMA SMK, SMK itu jadi Rp4 juta SMA Rp3,5 juta. Jadi digenepi pakai APBD untuk menjadi total Rp4 Juta dan Rp3,5 juta nanti dalam bentuk RKA, tetapi ini sementara untuk sekolah negeri. Pada 2017 Bosda sudah ada dana tambahan dari APBD untuk pendukung BOS tetapi belum mencukupi, makanya ditambah,” terang Baskara Aji di sela-sela acara Pembukaan LKS di SMK N 1 Kalasan, Senin (23/10/2017).

Ia menambahkan, untuk BOS diberikan setiap triwulan sedangkan Bosda dua kali dalam setahun. Pada triwulan pertama hingga ketiga, seluruhnya telah diberikan ke sekolah, sedangkan triwulan keempat saat ini dalam proses pencairan. Menurut Aji dari sisi laporan tidak ada masalah signifikan. Karena seluruh sekolah sudah bisa mengikuti petunjuk teknis. Untuk mendukung terselesaikannya laporan BOS tepat waktu, pihaknya menjadikan pembuatan laporan itu sebagai kompetisi antar sekolah.

“Dari sisi administrasi dianggap DIY sebagai daerah yang pengelolaan BOS terbaik secara nasional. Kami menyelenggarakan lomba administrasi pengelolaan BOS dalam rangka untuk memberikan dorongan dan semangat kepada para pengelola di tingkat sekolah supaya bersama-sama untuk meperbaiki kinerja administrasi BOS ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, dari sisi perencanaan dan penganggaran saat ini lebih detail, karena setiap sekolah harus menyerahkan rencana kerja anggaran (RKA). Terutama pada sekolah negeri, perencanaannya harus sudah melalui belanja langsung, sedangkan swasta masih dalam bentuk hibah. Penggunaan dana pun sepenuhnya untuk operasional pendidikan. Akantetapi boleh untuk belanja pegawai atau membayar honor pengajar dengan catatan tidak lebih dari 15% dari total yang diterima BOS oleh setiap sekolah.

“Karena dalam bentuk belanja langsung sekolah harus membuat perencanaan yang sudah diajukan sejak awal. Akantetapi jika dalam perjalanan ada perubahan, masih boleh dilakukan revisi terhadap dokumen pelaksanaan anggaran,” ungkap Aji.

Kepala SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Kota Jogja Nursalim menyatakan, pihaknya belum mengecek secara langsung terkait BOS triwulan keempat sehingga belum dapat memastikan sudah cair atau belum. Akantetapi, kata dia, pada triwulan sebelumnya selalu tepat waktu. Menurutnya, pembuatan laporan memang ekstra detail, karena itu pihaknya membuat ada personel yang khusus menangani sehingga pelaporan dapat disampaikan tepat waktu. “Laporannya setiap triwulan juga, memang bagi sekolah yang administrasinya kurang baik itu akan terasa berat. Tetapi ada manfaat positifnya juga jadi sekolah lebih disiplin dan tertib administrasi,” ujarnya.

Terpisah Kepala SMK N Godean Sleman Agus Waluyo mengatakan BOS untuk triwulan keempat belum cair. Namun ia optimistis dalam waktu dekat ini cair. Karena proses pencarian setiap sekolah kadang berbeda-beda waktu. “Kalau triwulan empat belum,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya