SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani)

Penyebabnya, dua blok bangunan proyek dari Pemerintah Pusat tahun 2011 itu banyak yang bocor bahkan instalasi saluran air bermasalah.

 

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

 

Harianjogja.com, SLEMAN – Unit Pelayanan Teknis (UPT) Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pemkab Sleman terpaksa belum mengoperasikan dua blok Rusunawa di Dusun Jongke, Sendangadi, Mlati, Sleman. Penyebabnya, dua blok bangunan proyek dari Pemerintah Pusat tahun 2011 itu banyak yang bocor bahkan instalasi saluran air bermasalah.

Kepala UPT Rusunawa Sleman Sarbini menjelaskan, untuk Rusunawa Jongke memang belum semua blok yang bisa beroperasi dengan disewakan kepada masyarakat berpenghasilan (MBR). Saat ini baru blok A dan blok B saja yang baru bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Sedangkan blok C dan blok D hingga April 2016 ini belum bisa disewakan kepada masyarakat. Hal itu tak lain karen kondisi bangunan di kedua blok yang tidak memungkin untuk ditempati dan butuh perbaikan. Kedua blok ini sempat terjadi kebocoron ketika hujan deras mengguyur. Tak hanya itu, instalasi drainase, serapan air tanah juga tak berfungsi normal, sehingga saat terjadi hujan deras pun menjadi masalah tersendiri. “Selain bocor, itu juga saluran resapan air belum normal akibat tersumbat. Melihat kondisi itu kami belum bisa menyewakan kepada MBR,” terang Sarbini, Kamis (21/4).

Proses perbaikan itu sebenarnya telah dilakukan sejak 2015 silam tetapi hingga awal 2016 ini belum tuntas karena butuh koordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat. Untuk perbaikan sendiri ada yang ditanggung pelaksana proyek dari Kemenpera seperti lantai keramik karena masih menjadi tanggungjawabnya. Sedangkan untuk drainase dan kebocoran atap ditanggung oleh Pemkab Sleman. Ia berharap, perbaikan itu bisa selesai Mei 2016 sehingga bisa beroperasi. Tetapi, pihaknya belum bisa menjamin karena berpotensi mundur jika terganjal soal anggaran. “Kita sebenarnya ingin segera beroperasi. Namun melihat kondisi belum berani menyewakan jika tidak layak huni,” kata dia.

Jumlah dua blok yang beroperasi itu tiap blok terdiri 96 unit sehingga total 192 unit yang belum beroperasi dari total 384 unit di Rusunawa Jongke, tiap unit memiliki luas 24 meter persegi. Menurutnya, bukan hanya di Jongke, Rusunawa Dabag yang terletak di Caturtunggal, Depok, Sleman juga sempat terjadi kebocoran. Beberapa unit dindingnya terkena rembesan air hujan. Pihaknya terpaksa harus memindahkan penghuni ke tempat cadangan.

Persoalan itu telah disampaikan ke Pemkab Sleman untuk dilakukan perbaikan dalam waktu dekat ini. Sarbini mengklaim, di Rusunawa Dabag, Rusunawa Mranggen dan Rusunawa Gemawang telah 90% dihuni MBR. Para penghuni diseleksi secara ketat dan wajib berKTP warga Sleman. Ia mengakui butuh ekstra perhatian mengelola empat rusunawa, karena tidak hanya merawat fisik bangunan namun juga memantau para penghuni. “Kalau yang butuh perawatan di Dabag, itu sudah disurvei dan akan segera dilakukan perbaikan,” ujarnya. (Sunartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya