Jogja
Jumat, 22 November 2013 - 17:58 WIB

Audit Berbasis ISA Belum Popular

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, BANTUL– Program Studi (Prodi) Akuntansi UMY berkerjasama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengadakan sosialisasi audit berbasis Internasional Standards on Auditing (ISA). Sosialisiasi tersebut dimaksudkan untuk menerapkan standar profesi secara internasional.

Menurut Peneliti Ekonomi Theodorus M. Tuanakotta penerapan Internasional Standards on Auditing atau ISA tersebut, bisa menyatukan tujuan berbagai negara untuk memajukan ekonomi secara global.

Advertisement

Apalagi Indonesia sebagai negara dengan Sumber Daya Alam yang banyak akan menerapkan Asean Economic Community (AEC) pada 2015 mendatang. “Mau tidak mau, kita akan menghadapi pasar global,” kata Theodorus di sela sosialisasi audit berbasis ISA di gedung AR. Fachruddin A UMY, Jumat (22/11/2013).

Theodorus mengungkapkan, ada sejumlah perbedaan antara sistem audit lama dengan ISA. ISA diperbolehkan auditor berkreasi dan berpikir dengan prinsip tertentu sedangkan standar lama terlalu banyak petunjuk dan membatasi kreatifitas auditor.

“Dengan ISA auditor mempunyai kesempatan berpikir dan menyesuaikan kondisi, sedangkan sistim lama sudah ditentukan, tidak bisa disesuaikan dengan kondisi. Sehingga adanya kerancuhan,” ujarnya.

Advertisement

Meski begitu, lanjutnya, profesi auditor bukan hanya sebatas memakai standar ISA. Auditor juga harus bisa dipercaya dengan tidak membantu keuangan yang berisiko.

Keuangan yang berisiko, kata Theodorus biasanya disebabkan oleh peyelewengan dana atau korupsi. “Auditor tidak sama dengan dokter. Jika dokter harus membantu orang yang sekarat atau kondisinya parah. Tapi auditor harus melihat dan berhati- hati menangani yang krisis tersebut,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif