Jogja
Senin, 17 Januari 2022 - 19:07 WIB

Awas! Kulonprogo Masih Dihantui Demam Berdarah Dengue

Hafit Yudi Suprobo  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KULONPROGO — Dinas Kesehatan Kulonprogo mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue pada awal tahun 2022.

Kewaspadaan Dinas Kesehatan Kulonprogo beralasan karena awal tahun 2022 masih masuk siklus tahunan musim penghujan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap ancaman demam berdarah dengue.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo, Rina Nuryati, menyebutkan catatan 884 kasus demam berdarah dengue selama 2021.

Baca Juga : 9 Warga Boyolali Positif Terjangkit DBD, Awas Jangan Sampai Tertular

Advertisement

Baca Juga : 9 Warga Boyolali Positif Terjangkit DBD, Awas Jangan Sampai Tertular

“Dari keseluruhan kasus di tahun lalu bahkan juga tercatat ada enam kasus kematian. Kemudian, 884 kasus pada 2021 silam. [Itu] terjadi peningkatan signifikan sebanyak 62 kasus pada dua minggu terakhir di bulan Desember,” katanya saat berbincang dengan Harian Jogja Senin (17/1/2022).

Rina memprediksi persebaran penyakit demam berdarah dengue diproyeksikan bisa meningkat karena potensi kenaikan populasi nyamuk aedes aegypti. Seperti diketahui, nyamuk aedes aegypti membawa virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah.

Advertisement

Baca Juga : Kasus DBD Meningkat, Pemkab Madiun Ingatkan Warga Soal Ini

Gerakan 3M yang dimaksud adalah menguras atau membersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi dan ember.

“Masyarakat juga bisa memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebab demam berdarah. Lalu, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Advertisement

Sekretaris Dinas Kesehatan Kulonprogo, Baning Rahayujati, mengatakan sudah mengupayakan program juru pemantau jentik (Jumantik) sejak tahun lalu. Program itu sebagai bagian dari upaya pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti.

Baca Juga : Empat Warga Terjangkit DBD, Petugas Lakukan Fogging di Tipes Solo

“Hasilnya ada penurunan sekitar 290 kasus di 2021 dibandingkan tahun 2020. Harapannya dengan kembali aktifnya program jumantik, kasus demam berdarah di Kulonprogo terus menurun. Program tersebut saat ini terus ditingkatkan di lingkup RT maupun RW,” tutur Baning.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif