Jogja
Senin, 7 Desember 2015 - 18:40 WIB

Awasi Politik Uang di Pilkada DIY

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pukat UGM menilai politik uang masih berpotensi terjadi di tiga wilayah di DIY yang menghelat Pilkada.

 

Advertisement

 

Ilustrasi money politics atau politik uang (JIB/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN – Tiga Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan pemilihan umum daerah (pilkada) pada 9 Desember 2015 ini. Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Madaa (Pukat UGM) mengingatkan soal aliran dana politik uang.

Advertisement

Peneliti Pukat UGM, Fariz Fachryan mengatakan tiga kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada seluruhnya masih rawan dengan politik uang, khususnya program bantuan sosial. Sebab tiga wilayah ini masih memiliki incumbent.

“Sleman, Gunungkidul dan Bantul masih sangat potensial terjadi politik uang. Sebab masih ada incumbent di sana. Mereka masih memainkan peranan penting dalam penyaluran dana sosial,” kata Fariz saat seminar umum bertajuk “Peluang Politik Uang dalam Pilkada” di UC UGM, Sabtu (7/12).

Fariz mengaku sejauh ini belum mendapatkan laporan resmi soal bansos yang tersalurkan. Namun dia menduga masih ada gelontoran dana itu, terlebih salah satu calon masih memiliki kaki tangan pegawa negeri sipil (PNS) yang dipercayainya.

Advertisement

Fariz menambahkan hari-hari ini sangat rawa adanya serangan fajar. Tambahan personil kepolisian, panwaslu dan KPU di daerah rawan politik uang harus ditingkatkan. Tawaran salah satu calon bupoati tentu akan terus meningkat hari-hari ini.

“Khususnya untuk daerah yang memiliki empat calon bupati, di sana paling rawan politik uang. Terlebih incumbent juga tidak begitu kuat membuat banyak calon ingin mengambil posisi itu. Sedangkan Bantul dan Sleman memiliki dua calon mereka tidak akan seenaknya melakukan serangan fajar,” jelas pria berkacamata itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif