SOLOPOS.COM - Pembacaan cerita dalam bahasa Jawa alias Cerkak Basa Jawi di Pendapa Kantor Dinas Kebudayaan, Jl. Kemasan, Kotagede, Sabtu (04/11/2017). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Dalang Wayang Kancil, Ki Ledjar Subroto, telah berpulang, Sabtu (23/09/2017) lalu

Harianjogja.com, JOGJA- Dalang Wayang Kancil, Ki Ledjar Subroto, telah berpulang, Sabtu (23/09/2017) lalu. Untuk mengenang kegigihannya, Dinas Kebudayaan Kota Jogja mengadakan pembacaan cerita dalam bahasa Jawa alias Cerkak Basa Jawi di Pendapa Kantor Dinas Kebudayaan, Jl. Kemasan, Kotagede, Sabtu (04/11/2017).

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Meskipun sempat hujan, acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu tetap ramai pengunjung. Kursi dan tempat lesehan yang disedikakan rapat ditempati pengunjung. Selain warga Kota Jogja dan sekitar, terlihat juga keluarga Ki Ledjar, serta pemerhati budaya Achmad Charis Zubair dan Eddy Pursubaryanto.

Kepala Disbud Kota Jogja, Eko Suryo Maharso menilai bahwa sudah selayaknya Disbud Kota Jogja dan masyarakat memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ki Ledjar.

Pasalnya upaya Ki Ledjar untuk melestarikan nilai budaya jawa dalam wayang kancil milik Ki Ledjar selalu menjadi panutan oleh dalang, peneliti, hingga warga asing. “Maka acara ini dibuat untuk memperingati 40 hari wafatnya beliau,” kata Eko Suryo.

Menurutnya Pagelaran Waosan Basa Jawa yang membacakan cerkak adalah contoh paling cocok untuk mengilhami semangat Ki Ledjar. Eko Suryo menilai baik Ki Ledjar dan pembacaan cerkak sama-sama mampu mengajak masyarakat berfikir secara konseptual tentang ajaran nilai budaya jawa.

“Awalnya harus cinta, kemudian baru mengerti dan mengilhami,” ujarnya sebelum memberikan sambutan.

Saat memberikan sambutan Eko Suryo kembali menekankan bahwa Ki Ledjar adalah salah satu ikon Kota Jogja. Adapun cara dirinya mengajak berfikir masyarakat untuk berfikir secara Jawa harus diapresiasi.

“Untuk itu kita luang waktu untuk mengenang dan mendoakan beliau,” ujarnya menututup sambutan dalam acara tersebut.

Baik dalam sambutan atau sebelumnya, Eko Suryo mengatakan hal yang sama, dimana ia berharap masyarakat mengerti bagaimana pentingnya mengilhami nilai Jawa di era digital ini.

Menurutnya ajaran yang telah bertahan hingga saat ini terbukti mampu membawa masyarakat jawa tetap bertahan di tengah gempuran kolonial.

“Untuk itu anak muda harusnya kembali berpegang pada nilai Jawa seperti dilestarikan cerkak Kali Gedhe dan Wayang Kancil,” tutur Eko Suryo.

Sebelum menjajaki puncak acara pembacaan cerita berjudul Kali Gedhe oleh Paguyupan Kembang Adat & Perkumpulan Nusantara Baca, penonton yang hadir diajak menonton film dokumenter terlebih dahulu. Tiga video berdurasi 15 menitan itu menampilkan sosok Ki Ledjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya