SOLOPOS.COM - Proses evakuasi korban tanah longsor di Dusun Ngroto, Desa Pendoworejo Girimulyo Kulonprogo, Kamis (30/11/2017) pagi. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Sejumlah bencana alam yang terjadi selama musim penghujan dan badai siklon Cempaka

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah bencana alam yang terjadi selama musim penghujan dan badai siklon Cempaka beberapa waktu lalu, menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur dan permukiman warga di Kulonprogo.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo mencatat, nominal kerugian yang disebabkan akibat bencana alam tersebut mencapai lebih dari Rp10 miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Gusdi Hartono mengungkapkan, total sedikitnya Rp10,78 miliar kerugian harus ditanggung Pemerintah Kulonprogo, akibat kerusakan yang disebabkan bencana alam, seperti tanah longsor, banjir dan pohon tumbang. Kerugian itu dihitung berdasarkan rekapitulasi kejadian, sejak 25-30 November 2017.

Gusdi merinci kerugian yang ditanggung setiap kecamatan terdiri dari Rp52 juta untuk Kecamatan Galur, akibat dua kejadian. Selanjutnya Kecamatan Girimulyo mengalami kerugian Rp339 juta akibat 19 titik longsor dan satu kejadian angin kencang, Kecamatan Kalibawang mengalami kerugian Rp126 juta akibat sembilan kejadian, dan Kecamatan Kokap yang mengalami kerugian Rp134 juta, disebabkan 24 titik kejadian.

Kecamatan Pengasih ada tujuh titik kejadian, menanggung kerugian Rp67 juta. Sedangkan Kecamatan Samigaluh ada kerugian Rp25 juta karena 12 titik kejadian, dan Kecamatan Temon dengan tujuh lokasi titik kejadian, kerugian Rp16 juta.

“Lima titik kejadian di Kecamatan Nanggulan menyebabkan kerugian Rp5 juta, Kecamatan Panjatan terjadi empat titik kejadian dengan total kerugian Rp10,02 miliar. Sementara itu, Kecamatan Wates dan Sentolo masing-masing mengalami kerugian Rp2 juta, dan kerugian yang dialami Kecamatan Lendah belum teridentifikasi,” ujarnya, Senin (4/12/2017).

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo Suhardiyana mengatakan , total data kerugian bencana alam tersebut masih bersifat sementara. Saat ini Pemkab sedang mengundang konsultan keuangan, untuk menghitung kembali total jumlah kerugian akibat bencana alam yang terjadi. Hingga 30 November, ada 22 titik bencana tanah longsor dan pohon tumbang di 13 titik.

Selain itu juga ada kejadian tanggul jebol, rumah roboh, serta pergeseran ataupun retakan tanah. Banjir terjadi di beberapa titik di tiga kecamatan saja, namun menyebabkan warga terdampak dalam jumlah tertinggi.

“Kami bekerja cepat, supaya kerusakan dapat segera ditangani,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya