SOLOPOS.COM - Gambaran rip current di Pantai Sepanjang di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, Kamis (24/8/2023). (Istimewa/ Satlinmas Rescue Istimewa di Wilayah 2 Pantai Baron)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitian terkait rip current atau tempat arus balik air laut di Pantai Sepanjang, Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasilnya ditemukam ada rip current.

Rip current atau tempat arus balik air laut ini merupakan titik di pantai yang berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan laut. Beberapa kasus warga terseret arus dan mengalami kecelakaan laut saat berada di rip current.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II di Pantai Baron, Surisdiyanto, mengatakan penelitian rip current dilakukan dengan menggandeng peneliti dari UGM. Penelitian mengenai arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit, yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.

“Zona arus balik ini sangat berbahaya bagi wisatawan karena bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan laut karena terseret gelombang,” kata Suris kepada wartawan, Jumat (25/8/2023).

Menurut dia, kerja sama dengan UGM bukan yang pertama kali karena sudah berlangsung selama lima tahun terakhir. Kajian dilakukan untuk memetakan daeran rawan kecelakaan laut, yang kali ini dilaksanakan di Pantai Sepanjang.

“Banyak kecelakaan laut yang terjadi karena terseret arus di rip current,” katanya.

Menurut dia, penelitian di Pantai Sepanjang dilaksanakan Kamis (24/8/2023). Metode yang digunakan untuk melihat rip current di pantai yakni dengan cara menyiramkan cairan berwarna hijau di sisi barat dan timur. Di dalam proses ini akan memunculkan aliran yang terseret arus di titip rip current.

Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM, Hendy Fatchurohman, mengatakan cairan hijau yang digunakan untuk penelitian dipastikan aman sehingga tidak mengganggu biota laut.

Tujuan penggunaan cairan berwarna untuk mempermudah dalam pendeteksian rip current.

“Kami gunakan pewarna buatan yang berbahan dasar cairan garam. Jadi, tidak ada masalah saat dibuang ke laut untuk mencari titik rip current,” katanya.

Menurut dia, keberadaan rip current menjadi ancaman keselamatan manusia. Hal ini tidak hanya di kawasan pantai di Gunungkidul, tapi potensinya juga terjadi di seluruh dunia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan rip current di Gunungkidul memiliki tipe menetap. Untuk sisi barat Pantai Sepanjang agak sedikit berbeda karena dipengaruhi arus dasar perairan dan tebing sisi barat.

“Kalau lebih jauh datanya masih diolah seperti kecepatan dan jaraknya sejauh dari bibir pantai,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Peneliti UGM Temukan 2 Titik Rawan Kecelakaan di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya