SOLOPOS.COM - Radhar Panca Dahana (kiri) bersama Jemek Supardi (seniman Pantomime) saat menggelar jumpa pers di Kedai Kebun Forum, Jl. Suryodingratan, Kamis (12/12/2013) terkait penghargaan FTI Award. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Harianjogja.com, JOGJA–Federasi Teater Indonesia (FTI) memberikan penghargaan kepada Bakdi Soemanto teaterawan terkemuka Jogja atas kontribusinya terhadap perkembangan dunia teater Indonesia. Pemberian penghargaan itu akan diberikan pada Malam Anugrah FTI Award ke-8 di Hotel Inna Garuda, Jl.Malioboro, Jumat (20/20/2013) malam.

Kepada sejumlah awak media, Ketua FTI Radhar Panca Dahana yang juga merupakan budayawan terkemuka ini memaparkan bahwa penghargaan yang diberikan kepada Bakdi Soemanto itu melibatkan sejumlah juri antara lain Jajang C Noer, Nano Riantiarno, dan Afrizal.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Penilaian itu bukan hanya didasarkan pada kontrobusi dia [Bakdi Soemanto] dalam beberapa tahun terakhir ini namun secara meluas dengan menilik perjalanannya terdahulu,” terangnya saat menggelar jumpa pers di Kedai Kebun Forum (KKF), Jl. Suryodingratan, Kamis (12/12/2013).

Radhar mengungkapkan Bakdi Soemanto merupakan salah satu teaterawan yang meletakkan pondasi teater absurd pertama kali di Indonesia pada era sekitar 70-an. Di mana pada waktu itu teaterawan di Indonesia lebih akrab dengan pentas  teater realis. “Selain itu dia [Bakdi] juga memiliki komitmen besar selama 50 tahun mengabdikan diri pada perkembangan teater,” katanya.

Penghargaan FTI Award merupakan agenda tahunan FTI. Pada 2006 FTI untuk pertama kalinya memberikan penghargaan kepada penyair WS Rendra yang kemudian disusul Putu Wijaya (2007), Nano Riantiarno (2008), Slamet Raharjo Djarot (2009), Wisran Hadi (2010), Saini KM (2011), dan Rahman Arge (2012). “Penghargaan ini merupakan upaya kami untuk memuliakan, menghargai, dan menghormati seniman yang memiliki jasa besar dalam dunia seni pertunjukan,” terangnya.

Radhar mengatakan upaya yang ia lakukan ini diharapkan bisa mengetuk seniman lainnya untuk melakukan langkah serupa. Baik itu seniman musik, seni rupa, tari terhadap seniman pendahulunya. Karena, kata dia sejauh ini pemerintah belum bisa memberikan penghargaan layak kepada seniman yang memiliki jasa besar terhadap perkembangan seni di Indonesia.

“Kalaupun ada justru itu malah menghina. Masak penghargaan seniman yang sudah puluhan tahun hadiahnya cuman Rp1 juta. Uang segitu mana cukup untuk membangun sanggar,” tandasnya.

Menurut Radhar tiap tahun penyelenggarannya FTI Award seluruh biaya yang digunakan dilakukan secara bergerilya dengan mencari donasi sisanya melakukan tambahan sendiri. “Bahkan artis pengisi tidak kami bayar sama sekali atas dasar kekeluargaan sesama seniman,” katanya.

Radhar sendiri mengakui jika dia enggan meminta uang kepada pejabat Indonesia. “Terkecuali dia memberikan kepada kami,” katanya.

Menurut dia, banyak organisasi asing yang bersedia memberikan donasi kepada FTI dalam jumlah yang cukup banyak. “Tapi saya tidak mau karena mereka banyak kepentingannya,” bebernya.

Selain memberikan penghargaan kepada Bakdi Soemanto, dalam kesempatan yang sama, FTJ juga memberikan penghargaan berupa anugerah Macenas FTI yang akan diberikan pada Victor Hartono, CEO PT Djarum, yang dinilai telah banyak member kontribusi pada kesenian melalui beberapa yayasan yang dibentuknya. Penghargaan ini sebelumnya pernah diberikan kepada Jakob Oetama (2011) dan Sri Sultan Hamengkubuwono X (2012).

Acara penganugerahan dijadwalkan dihadiri beberapa pejabat teras Indonesia seperti Jero Wacik, Wakil Presiden Indonesia Boediono. Selain itu GKR Ratu Hemas yang mengantikan Sultan Hamengkubuwono X yang berhalangan hadir juga direncanakan hadir. Selain itu ada juga beberapa pengusaha dan seniman lainnya seperti Soegeng Sarjadi, Nabiel Makarim, Fasli Jalal, Nano Riantiarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya