SOLOPOS.COM - Kegiatan pelatihan membuat bakpia. (Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Bakpia Jogja bisa menjadi alternatif usaha untuk lansia dan penyandang disabilitas

Harianjogja.com, JOGJA- Meski memiliki keterbatasan fisik, namun tidak menghalangi upaya Heri Lardjoto, 68, untuk mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Mimpinya untuk berwirausaha berharap segera terwujud melalui pelatihan membuat bakpia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dapur produksi bakpia Soemadidgo, di Jalan Ireda, Purawisata, Jogja, Sabtu (30/10/2015), siang kemarin, terasa panas dari hawa mesin open yang sedang berproses pembuatan bakpia. Namun, Lardjito beserta sejumlah penyandang disabilitas dan lansia seolah tidak menghiraukannya.

Mereka terlihat asyik membuat kue bakpia. Ada yang membuat adonan dari kacang ijo dan tepung, ada yang mencetak adonan dalam wadah menjadi bulatan kecil-kecil membentuk ukuran bakpia pada umumnya, ada juga yang giliran memanggang, sampai bagian packing ke dalam kardus.

Selama proses pembuatan kue sekitar 1,5 jam, diselingi canda tawa, sampai tidak terasa adonan diatas wadah sudah habis, kemudian ditambah lagi. Kekurangan fisik tidak membuat mereka kesulitan dalam membuat kue dari kacang dan tepung tersebut.

Hanya saat pencetakan bakpia, sempat beberapa kali harus diulang karena dinilai belum halus. “Adonan pelapis tadi sempat agak kesulitan, tapi lama-lama lancar.” ucap Lardjito usai membuat bakpia.

Selama dua hari pelatihan, ia mengaku sudah mahir membuat bakpia. Ia berencana ingin berwirausaha bakpia di rumahnya di Kampung Cerban, Kelurahan Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Jogja.

Selama ini ia mengaku sudah lama hidup dibantu adiknya karena merasa sudah tidak mampu bekerja. Namun terkadang ia merasa canggung terlebih adiknya saat ini sering sakit, sehingga dirinya bertekad untuk bekerja sendiri meski berjalan hanya dengan satu kaki dibantu tongkat.

“Sebenarnya walaupun berjalan harus dibantu tongkat dulu masih bisa kerja jadi peternak ayam.” katanya.

Selepas bisnis peternak ayam, Lardjito juga sempat berjualan, namun karena keterbatasan modal usahanya tersebut tidak berjalan.

Maka saat ada tawaran pelatihan wirausaha dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnosnakertrans) Kota Jogja, ia langsung menyambuttnya. Namun, ia berharap ada bantuan modal atau alat untuk menjalankan usahanya. “Minimal ada bantuan mesin untuk buat kue.” harap Lardjito.

Harapan serupa juga diungkapkan Widi Haryanti, 59, warga Retowijayan, Kecamatan Kraton. Ibu dua anak ini berharap setelah pelatihan pemerintah masih mau membantu dalam mencarikan modal usaha sehingga pelatihannya tidak sia-sia.

Pengantar Kerja Madya, Seksi Penempatan Tenaga Kerja, Disnakertrans Kota Jogja, Siti Hartati menyatakan pihaknya akan membantu memberikan alat untuk wirausaha para penyandang disabilitas dan lansia yang sudah dilatih mandiri.

Program yang dibiayai dari Kementrian Sosial tersebut memang sebagai upaya untuk mendampingi disabilitas dan lansia agar tidak minder dalam menjalani hidup. “Kita berdayakan supaya mereka percaya diri dengan berbagai keterampilan.” katanya.

Dalam pemberdayaan disabilitas dan lansia, ada 30 peserta yang dibimbing untuk berwirausaha selama empat hari di hotel. Selama itu pula mereka diberikan motivasi, teori bisnis, sampai praktek. “Kali ini kita kerjasama dengan bakpia Soemadigdo.” ujar Siti Hartati.

Pengelola Bakpia Soemadigdo, Aryanto menyambut mengapresiasi semangat para penyandang disabilitas dan lansia selama proses praktek pembuatan bakpia. Dalam proses tersebut, Aryanto mengatakan pihaknya memberikan semua ilmu sekaligus resep membuat bakpia, sampai cara pemasaran. “Tidak ada yang dirahasikan, termasuk resep adonan bakpia.” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya