Jogja
Rabu, 16 Desember 2015 - 09:55 WIB

BANDARA KULONPROGO : Asal Warga Kooperatif, Pengukuran Lahan Sisa Hanya Sehari

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Masterplan bandara baru Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo. (Istimewa)

Bandara Kulonprogo untuk proses pengukuran dan pendataan hanya tinggal sedikit.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Kulonprogo, Muhammad Fadhil mengungkapkan, realisasi pengukuran oleh Satgas A tercatat telah mencapai 91,64 %, sementara pendataan lahan oleh Satgas B juga sudah lebih dari 86 %.

Advertisement

Sisa lahan calon bandara NYIA yang belum terukur mencapai sekitar 220 bidang. Ratusan bidang tersebut terletak di Dusun Sidorejo, Desa Glagah dan Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon.

Meski masih ada penolakan sebagian warga, pengukuran dan pendataan lahan harus dilanjutkan. Fadhil mengaku tim membutuhkan dukungan pengamanan dari aparat. Bentuk mekanisme pengamanan di lapangan nanti menjadi kewenangan aparat.

“Sesuai undang-undang, kami jalankan tugas negara,” tegas Fadhil, Selasa (15/12/2015)

Advertisement

Kasi Survei dan Pengukuran BPN Kulonprogo, Obed Tri Pambudi menambahkan, pengukuran lahan yang tersisa bisa selesai dalam sehari jika warga setempat kooperatif. Kelancaran kegiatan tersebut juga dipengaruhi ketegasan perangkat desa menunjukkan batas-batas tanah.

“Pernah sehari mengukur sampai 600 bidang,” ucap dia.

Sementara itu, pengukuran dan pendataan lahan lokasi calon bandara NYIA masih berlangsung hingga Selasa. Namun, tim hanya menyasar jalan umum, belum memasuki wilayah pemukiman di Sidorejo dan Kragon II.

Advertisement

Menanggapi kelanjutan pengukuran dan pendataan lahan oleh Satgas A dan B, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT), Martono menyatakan siap menghadang tim yang mendatangi lahan warga penolak bandara. Dia menegaskan jika warga akan tetap berusaha menjaga tanah milik mereka serta fasilitas umum di sekitarnya berupa masjid dan makam.

“Memang rawan bentrok tapi kami berusaha tanpa sikap anarkis,” kata Martono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif