Jogja
Selasa, 29 April 2014 - 11:47 WIB

BANDARA KULONPROGO : Bandara Sido, Aku Rapopo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu spanduk mendukung bandara yang terpasang di Pedukuhan Mlangsen, Desa Palihan, Kecamatan Temon, Senin (28/4/2014). (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Warga pesisir yang mendukung pembangunan bandara di Kulonprogo unjuk gigi. Mereka yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Kulonprogo (MPK) memasang 10 buah spanduk di sepanjang Jalan Daendels dan Jalan Nasional Jogja-Purworejo yang berada di wilayah Desa Glagah dan Palihan, Kecamatan Temon. Spanduk tersebut terpasang sejak Sabtu (26/4/2014) dini hari.

Tulisan yang terdapat di spanduk berwarna merah tersebut beragam, antara lain, Bandara Sido #Aku Rapopo, Dalam Menanggapi Pembangunan Bandara, Pemberdayaan Masyarakat Adalah Harga Mati, Dalam Menanggapi Pembangunan Bandara, Duduk Bersama Adalah Jalan Terbaik, dan sebagainya.

Advertisement

Anggota MPK, Bayu Putro Puspo Pangaribowo, mengungkapkan, pemasangan spanduk merupakan inisiatif dan bentuk solidaritas dari masyarakat pesisir yang mendukung program pemerintah.

“Kami ingin menunjukkan kepada orang di luar bahwa tidak semua warga pesisir itu kontra dengan pembangunan bandara, karena ada juga warga yang lahan dan rumahnya terdampak pembangunan bandara tetapi tetap mendukung keberadaan bandara,” jelasnya kepada wartawan, Senin (28/4/2014).

Disebutkannya, pemasangan spandung tersebut baru berada di wilayah Glagah dan Palihan, namun spanduk serupa juga akan dipasang di Desa Sindutan dan Jangkaran dalam waktu dekat. Ia juga mengklaim terdapat lebih dari seratus warga di tiap desa yang berada di Temon, yang mendukung pembangunan bandara.

Advertisement

Bayu menuturkan, maksud dari pemasangan spanduk bukan ingin menciptakan konflik horizontal antar warga, melainkan demi kemajuan daerah semata.

Rencananya, MPK berniat untuk mengadakan dialog dengan bupati Kulonprogo terkait dukungan terhadap pembangunan bandara yang harus diikuti dengan pemberdayaan masyarakat.

Ia menilai, selama bertahun-tahun menjadi petani, tidak seorang pun yang menginginkan anak dan keturunannya menjadi petani. “Jadi pembangunan bandara demi masa depan anak cucu yang lebih baik,” tukasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif