SOLOPOS.COM - Jajaran PT AP I dan Pemkab menemui warga penolak NYIA, di beranda Masjid Al Hidayah, Dusun Kragon II, Desa Palihan, Jumat (15/12/2017).(Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Warga tetap bersikukuh menolak pembangunan bandara.

Harianjogja.com, KULONPROGO–PT Angkasa Pura I (AP I) bersama sejumlah jajaran Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan pengawalan aparat kepolisian, menemui warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), Jumat (15/12/2017). Dalam perjumpaan singkat itu, warga masih bersikukuh dengan sikap awal.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Pertemuan tersebut diselenggarakan di beranda Masjid Al Hidayah, Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon sekitar pukul 09.00 WIB. Saat ditemui, puluhan warga sedang duduk di lantai beranda masjid bercat hijau tersebut. Puluhan aktivis yang biasanya selalu berada dekat dengan warga, berada dalam posisi agak berjarak dengan para warga.

Salah seorang perwakilan Paguyuban Warga Penolak Penggusuran-Kulonprogo (PWPP-KP), Supriyanto mempertanyakan maksud kedatangan rombongan. Warga menilai kedatangan Pemkab terlambat, karena warga merasa telah disakiti, dan mendapatkan tindakan sewenang-wenang, dalam tahapan pengosongan lahan beberapa waktu lalu.

“Sampai listrik diputus, jalan lingkungan kami ditutup. Kenapa baru sekarang ke sini?,” tanya lelaki yang populer dengan panggilan Ustaz Sofyan itu, Jumat.

General Manager PT AP I Bandar Udara Adi Sutjipto, Agus Pandu Purnama menjelaskan, kehadiran mereka di tengah warga bermaksud untuk silaturahim, bertatap muka dan sambung rasa.

“Kami ingin bertatap muka langsung dengan warga. Saya juga ingin menceritakan kegalauan saya selaku GM Bandara Adi Sutjipto,” kata dia, kepada warga.

Agus Pandu menjelaskan tentang perhitungan minimnya kapasitas daya tampung bandara Adi Sutjipto Jogja, dan keluhan sejumlah pengguna transportasi pesawat terbang. Namun demikian, pernyataan yang dilontarkannya justru memicu berbagai teriakan warga, yang mayoritas terdiri dari ibu-ibu.

“Saya petani, tidak butuh bandara apapun. Ora arep adol lemah, ora butuh bandara, butuh lemah nggo tani [tidak mau jual tanah, tidak butuh bandara, butuh tanah untuk bertani],” kata seorang ibu-ibu yang duduk tak jauh dari Sekretaris Proyek NYIA PT AP I, Didik Tjatur Prasetya, yang turut hadir di sana.

Celetukan berikutnya kembali terdengar, dari seorang ibu yang duduk tepat di sebelah Agus Pandu.

“Kami tetap menolak, kami ingin tetap di sini. Tidak usah bicara tentang bandara, kalau mau bahas bandara jangan di sini, kami menolak, tanpa syarat!,” tegasnya.

Pernyataan itu diikuti oleh seorang warga lainnya. “Kalau soal bandara, kami tidak mau dengar. Ndene mung arep ngerayu wae [dia hanya mau merayu saja],” ungkap seorang lelaki itu.

Salah seorang perwakilan PWPP-KP lainnya, Fajar Ahmadi turut mengajukan pertanyaan. “Setelah jendela pintu dirusak, kami dianiaya, kok baru sekarang ngaruhke?,” tanya Fajar.

Baca juga : BANDARA KULONPROGO : Warga: Tak Doake Bandara Mangkrak

Mewakili Pemkab, Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kulonprogo, Triyono menjelaskan jajarannya mendengar informasi bahwa warga penolak NYIA ingin berkomunikasi dengan Pemkab maupun pemrakarsa pembangunan NYIA. Sehingga kehadiran mereka ke sana, bertujuan untuk menyambung rasa dan mendengarkan masukan warga. Harapannya, ada solusi yang bisa diambil bersama-sama.

Namun, hingga akhir ditutupnya pertemuan, warga tetap bersikeras menolak pindah dari rumah mereka, yang berada di atas lahan Izin Penetapan Lokasi NYIA. Serta tidak mau menerima penjelasan tim AP I dan Pemkab Kulonprogo terkait latar belakang diperlukannya pembangunan bandara baru di Jogja. Bahkan warga juga mengusir rombongan tersebut, semua orang yang ada di depan masjid, termasuk para jurnalis. Diikuti dengan meneriakkan yel-yel berbunyi “Tolak, tolak, tolak bandara. Tolak bandara, sekarang juga,”

Baca juga : BANDARA KULONPROGO : Warga: Saya Sudah Kepepet

Rombongan AP I dan Pemkab Kulonprogo meninggalkan masjid dan memilih berkumpul di bekas kantor PT Pembangunan Perumahan, yang berjarak kurang dari 500 meter dari masjid tadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya