Jogja
Senin, 19 Oktober 2015 - 15:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Demi Ketersediaan Pangan, Lahan Pertanian Harus Diganti

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pertanian dan Kabid Hortikultural memeriksa tanaman cabai yang terserang virus kuning atau Gemini Virus di sela acara Gerakan Massal Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman cabai di Dusun Sanggrahan Kidul Bendungan Wates, Kamis (8/10/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Bandara Kulonprogo yang memakan lahan pertanian, harus ada penggantian

Harianjogja.com, JOGJA- Ketua Komisi A DPRD DIY yang membidangi administrasi pemerintahan, Eko Suwanto meminta Pemda DIY dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo melindungi lahan pertanian di luar lokasi bandara karena terancam diborong makelar, karena lokasinya yang strategis.

Advertisement

Menurutnya upaya menjaga lahan di luar lokasi bandara merupakan upaya menjaga stabilitas pangan di Kulonprogo. “Kalau tidak dijaga masyarakat akan terus digoda oleh spekulan tanah,” kata Eko.

Ia menyarankan kepada pemerintah agar melindunginya dengan cara memberikan insentif jaminan bebas pajak bumi melalui APBD Pemda DIY dan Kabupaten Kulonprogo.

Selain itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga meminta pemerintah mengganti lahan subur pertanian yang digunakan pembangunan bandara, ke lokasi lain di wilayah Kulonprogo. Hal itu untuk menjaga agar ketersediaan pangan di kabupaten paling barat DIY itu tetap terjaga.

Advertisement

Diketahui, saat ini harga tanah di luar lokasi bandara sudah melonjak tiga kali lipat. Lonjakan harga tanah ini terjadi di sekitar Jalur Jalan Lintas Selatan dan jalur alternatif Purworejo. Harga tanah. Harga tanah permeter Rp350.000 per meter naik menjadi Rp1-1,2 jutaan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif