SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melengkapi berkas kepemilikan lahan dan melakukan kroscek terhadap hasil pendataan lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) oleh Satgas B di Balai Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat (8/1/2016). (Rima Sekarani/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo akan memberikan ganti rugi pada warga yang tanahnya terdampak pembangunan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sejumlah warga terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, masih enggan menyebutkan berapa besar ganti rugi lahan yang diinginkan. Mereka hanya berharap agar hasil penilaian oleh tim appraisal tidak terlalu rendah dan sesuai standar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Hal itu salah satunya disampaikan Kukuh, warga Dusun Sangkretan kepada Harian Jogja di Balai Desa Glagah, Selasa (26/1/2016). Dia mengaku tidak bisa memperkirakan besar ganti rugi yang layak untuk tanah tegalan seluas 1.467 meter persegi miliknya. Hanya saja, dia berharap bisa beberapa kali lipat dibanding harga pasar saat ini.

Meski demikian, Kukuh tetap enggan menyebutkan secara terang-terangan soal banyaknya rupiah yang diinginkan. “Terakhir kemarin sempat dengar ada yang dijual Rp300.000 per meter. Katanya nanti [ganti rugi] bisa beberapa kali lipatnya itu. Ya sesuai standarnya saja bagaimana,” kata Kukuh.

Kukuh sendiri mengaku jika luas lahan hasil pengukuran lebih sempit dibandingkan yang tercantum pada sertifikat hak milik. Namun, dia tidak mempermasalahkan karena selisihnya sedikit. Dia hanya akan mengajukan koreksi karena ada satu aset lahan yang belum terdata.

“Isi lahannya kurang satu, yaitu sumur yang tidak dipantek. Kemarin saya sudah menunjukkan ke tim tapi kayaknya kelewatan,” papar Kukuh kemudian.

Beberapa warga desa yang datang ke Balai Desa Glagah hari itu juga menyampaikan harapan serupa. Mereka berharap kesediaan warga untuk menyerahkan lahan miliknya disikapi secara bijaksana dengan memberikan ganti rugi yang layak.

Kepala Desa Glagah, Agus Parmono mengungkapkan, spekulasi harga ganti rugi lahan memang mulai jadi bahan perbincangan di kalangan warga terdampak. Meski tidak ingin menyebutkan kisaran harga, Agus menilai angka tersebut cenderung tidak logis karena terlalu besar. Dia lalu menegaskan jika warga harus menunggu hasil penilaian oleh tim appraisal. “Itu hanya dari sekelompok kecil,” ucap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya