SOLOPOS.COM - Sosialisasi pembangunan Bandara Kulonprogo di Desa Sindutan Temon., Selasa (16/9/2014). (Switzy Sabandar/JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, usai menerima permintaan maaf dari WTT, PWK meminta tidak ada lagi intimidasi terhadap wartawan saat melakukan peliputan.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ketua Paguyuban Wartawan Kulonprogo (PWK) Sri Widodo menerima permintaan maaf dari Warga Wahana Tri Tunggal (WTT) dan berkeinginan tidak ada lagi intimidasi terhadap wartawan saat meliput pemberitaan WTT. Pasalnya, kata Widodo, beberapa kali wartawan memperoleh perkataan yang kurang menyenangkan dari warga saat liputan.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Ia menjelaskan, wartawan berupaya membuat pemberitaan yang berimbang tentang rencana pembangunan bandara di Kulonprogo dengan meminta konfirmasi dari kedua belah pihak, yakni tim pembangunan dan WTT.

Mahasiswa Sekber Zulham Moti mengatakan keberadaan sekber di tengah WTT bukan untuk memprovokasi melainkan memberi dukungan.

“Kami datang sebagai bentuk solidaritas dan kehadiran mahasiswa tidak memperkeruh suasana,” tuturnya saat belasan pengurus WTT dan satu orang mahasiswa Sekolah Bersama (Sekber) di Media Center Kulonprogo untuk bertemu secara langsung dengan wartawan, Jumat (23/1/2015).

Dinilainya, keterlibatan mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat dan bukan sekali ini mendukung warga dalam konflik agraria yang terjadi di Indonesia.

“Ini juga menjadi bagian dari uji teori yang kami peroleh di kampus,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya