SOLOPOS.COM - -Warga penolak bandara yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) berusaha mempertahankan tanah milik mereka yang sejak awal tidak boleh diukur di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (22/2/2016).(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, konflik yang terjadi dirasakan masih aman.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Terkait pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kulonprogo, tanggapan masyarakat setempat terbagi menjadi beberapa kelompok. Perbedaan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik sosial yang merusak tatanan masyarakat.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kulonprogo, Eka Pranyata mengatakan konflik sosial yang terjadi di antara warga terdampak bandara cenderung masih dalam batas aman.

“Memang tetap muncul konflik namun masih cenderung aman,”ujarnya, Jumat (27/5/2016).

Hal ini terbukti dengan belum adanya pembatasan sosial yang ekstrem di antara masyarakat.

Ia menjelaskan hal ini sedikit berbeda apabila dibandingkan dengan konflik sosial yang terjadi di antara masyarakat saat sengketa pembangnan mega proyek pasir besi beberapa waktu lalu. Saat itu, masyarakat benar-benar terpecah dan juga antipati dengan pihak pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya