SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Harianjogja.com, KULONPROGO-Selain pengkajian rel kereta api di kawasan Bandara Kulonprogo, tim pembangunan bandara juga berpikir soal mata pencaharian dan tempat tinggal warga yang terdampak.

“Relokasi tidak hanya memindahkan orang dan rumah, tetapi juga mata pencaharian,” tegas Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika (Dishubkominfo) DIY Budi Antono saat forum diskusi wartawan DPRD DIY dengan topik Perkembangan Pembangunan Bandara di
Kulonprogo di Aula Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kulonprogo, Selasa (16/12/2014).

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Diuraikannya, pelatihan yang akan diberikan untuk mempersiapkan warga terdampak bekerja saat pembangunan bandara, antara lain, pelatihan
mengoperasikan alat berat, keamanan, konstruksi, dan sebagainya. Untuk wirasusaha, imbuhnya, diberikan kesempatan pelatihan yang
mendukung iklim usaha, seperti warung makan, penginapan, tambal ban dan sejenisnya.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menuturkan target pembebasan lahan selesai pada 2015, sedangkan peletakan batu pertama dilakukan
paling lambat 2016.

“Jadi, bandara bisa selesai pada 2016,” sebutnya.

Saat ini, kata dia, pemkab sedang menyiapkan skenario relokasi dan mematangkannya sehingga warga terdampak dapat menikmati tempat
tinggal baru yang tidak jauh dari rumah semula.

“Kami sudah menyiapkan tanah kas desa masing-masing sebagai lahan relokasi,” tandas Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya