SOLOPOS.COM - Seremoni peletakan batu pertama dilakukan oleh Penjabat Bupati Kulonprogo Budi Antono di lahan relokasi tanah desa wilayah Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat (7/4/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo memberikan kompensasi pada warga yang lahannya terdampak

Harianjogja.com, KULONPROGO – Peletakan batu pertama dilakukan sebelum pengurukan lahan relokasi di tanah kas desa Glagah benar-benar tuntas. Kondisi itu membuat warga terdampak menjadi ragu untuk memulai pembangunan rumah.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Kepala Desa Glagah, Agus Parmono mengatakan, proses pengurukan lahan relokasi yang menggunakan tanah kas desa di wilayahnya masih berjalan hingga Jumat (7/4/2017).

“Tempat relokasi ini sebetulnya belum begitu siap. Sebelah timur itu belum dilakukan pemadatan,” ujar Agus pada acara peletakan batu pertama lahan relokasi di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat pagi.

Agus memaparkan, lahan relokasi di Glagah bakal digunakan warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) asal Dusun Bapangan dan Kepek, Glagah.

Dia lalu berharap Pemkab Kulonprogo segera menyelesaikan proses pengurukan, termasuk tahap pemadatan tanah. Dengan begitu, lahan dapat segera dipatok sehingga warga bisa memulai pembangunan rumah baru.

Seorang warga terdampak asal Bapangan, Suparjo sudah mendapatkan kapling di lahan relokasi. Dia juga telah mencicil persiapan membangun rumah baru, seperti membuat tulangan bangunan dan kusen jendela maupun pintu. Namun, dia mengaku masih enggan untuk memulai pembangunan.

Suparjo mengungkapkan, saat ini baru empat kapling yang selesai dipadatkan. Hal itu menjadi pertimbangan utama memulai pembangunan jika proses pengurukan sudah rampung 100% saja.

“Bangunnya nanti barengan saja. Sisi timur dan utara belum dipadatkan. Kalau saya bikin duluan, kasian yang belakang enggak bisa lewat,” ucap Suparjo.

Sementara itu, Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono mengatakan, pengurukan dan pemadatan di lahan relokasi selesai paling lambat akhir April ini. Dia berharap warga segera melaksanakan pembangunan di lahan relokasi yang sudah siap, sedangkan sisanya bisa menyusul pada awal Mei nanti. Sembari menunggu, warga bisa melakukan persiapan dengan membuat tulangan, kusen, daun pintu, dan sebagainya.

Kendati demikian, Pemkab Kulonprogo tetap berencana mengajukan pemunduran batas waktu pengosongan lahan yang bakal jatuh tempo pada 10 Mei besok. Negosiasi dengan PT Angkasa Pura I bakal dilakukan dalam waktu dekat.

“Dari sisi perhitungan konstruksi, kalau satu bangunan rumah satu lantai itu paling lama butuh tiga bulan,” kata dia.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Zahram Assurawan menambahkan, warga sebenarnya tidak perlu ragu untuk membangun rumah duluan. Menurut dia, hal itu tidak akan menjadi masalah bagi warga yang masih menunggu bagiannya selesai dipadatkan. “Nanti ada akses jalan untuk lewat material sampai ujung,” ungkap Zahram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya