SOLOPOS.COM - Hari kedua pelaksanaan pembersihan lahan (land clearing) lahan IPL NYIA dimulai di Desa Glagah, Selasa (9/1/2018). (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Polres Kulonprogo sampaikan permohonan maaf ke warga.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Polres Kulonprogo mengakui adanya aksi tidak etis anggota kepolisian yang mengacungkan jari tengah kepada warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), saat pecah bentrok antara keduanya pada Selasa (9/1/2018).

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Wakapolres Kulonprogo Kompol Dedi Suryadharma meminta maaf kepada segenap warga yang menjalankan aksi penolakan di lahan NYIA, aktivis dan mahasiswa. Pernyataan itu diungkapkan menyusul adanya seorang anggota kepolisian yang menunjukkan gerak tidak etis saat mengamankan lahan, yaitu mengacungkan jari tengah ke arah warga dan aktivis.

Ia menyadari bahwa, tidak semua anggota mampu mengontrol kondisi emosional mereka masing-masing, terlebih dalam suasana ricuh seperti saat demonstrasi warga berlangsung. Ia menduga, apa yang dilakukan oleh anggota Sabhara berpangkat Bripda tersebut karena disebabkan tersulut amarah setelah melihat rombongan pendemo menarik seragam Kasat Sabhara sampai rusak.

“Dari laporan, ada mahasiswa atau warga yang berteriak, mencaci maki bahkan meludah di hadapan anggota. Dia tidak sabar, lalu melakukan hal itu [mengacungkan jari tengah],” ungkap dia, Rabu (10/1/2018).

Baca juga : Bersitegang dengan Aparat, Aktivis yang Dampingi Warga Penolak Land Clearing NYIA Terluka

Anggota yang melakukan tindakan tidak etis tersebut ditetapkan untuk tidak lagi menjadi bagian dari pasukan pengamanan land clearing NYIA, sampai waktu yang belum ditentukan. Ia juga harus menjalani wawancara dan pemeriksaan psikologis di Mapolres Kulonprogo. Dedi berharap seluruh anggota yang melakukan pengamanan lahan NYIA ke depannya memiliki kesabaran lebih, agar tidak mengulangi kesalahan serupa.

Baca juga : Hari Kedua Land Clearing, Empat Orang Ditangkap

Seorang relawan penolak NYIA, Heronimus Heron menyatakan, saat ini ia dan rekan-rekannya telah kembali ke tengah-tengah warga. Kendati demikian ia tetap menyayangkan apa yang dilakukan oleh kepolisian saat mengamankan land clearing NYIA. Menurut dia, tidak sepatutnya aparat kepolisian melakukan tindak kekerasan, hal itu menunjukkan mereka tidak profesional dan tidak etis. “Hari ini kuasa hukum kami juga ke Polda untuk melaporkan soal tindak kekerasan oleh polisi kemarin,” tegas Heron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya