SOLOPOS.COM - Penjabat Bupati Kulonprogo, Budi Antono melakukan peletakan batu pertama di lahan relokasi wilayah Desa Janten, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Rabu (19/4/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, proses pembangunan relokasi mukau1,7 juta.

Harianjogja,com, KULONPROGO -Pihak fasilitator mengakui jika proses pembangunan hunian rumah bagi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang memilih relokasi berjalan lambat. Sebulan paska seremoni awal peletakan batu pertama, progres pembangunan diperkirakan baru 10 persen.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Koordinator pendamping warga terdampak, Arif Budi Wahyono mengatakan pembangunan rumah di lahan relokasi menggunakan sistem Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) yang pernah diterapkan untuk memindahkan korban erupsi Gunung Merapi di Sleman. Namun, sistem tersebut menghadapi banyak kendala saat diaplikasikan kepada warga terdampak pembangunan NYIA di Kulonprogo.

Arif memaparkan, pihaknya masih sibuk memfasilitasi warga dalam mempersiapkan pembangunan rumah di lahan relokasi. Dia mengaku sudah menyerahkan desain bangunan sesuai tipe yang disediakan. Namun, warga rupanya tidak puas dengan desain yang ditawarkan sehingga menghendaki adanya perubahan. Sebagian warga juga menghendaki adanya bantuan dari tenaga tukang bangunan sehingga perlu dicarikan dulu.

“Masyarakat juga mau menunggu pengurukannya padat dulu,” ucap Arif usai acara peletakan batu pertama di lahan relokasi wilayah Desa  Janten, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Rabu (19/4/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya