Jogja
Kamis, 15 September 2016 - 16:55 WIB

BANDARA KULONPROGO : Tuntut Kompensasi, Penggarap PAG Geruduk Pura Pakualaman

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Ratusan petani yang tergabung dalam Forum Komunikasi Penggarap Lahan Pesisir (FKPLP) menggelar aksi untuk meminta kompensasi dari Pura Pakualaman atas tanah Pakualaman Ground yg selama ini digarap warga di Alun-alun Sewandanan, Kompleks Pura Pakualaman, Yogyakarta, Kamis (15/09/2016). Petani yang datang dari empat desa, Glagah, Palihan, Sindutan dan Jangkaran yang terkena proyek pembangunan bandara itu menuntut kompensasi minimal 1/3 dari nilai kompensasi angkasa pura membayar Pakualaman karena mereka menilai akan kehilangan lahan pertanian yang selama ini mereka garap dan pasti akan kehilangan mata pencaharian.

Bandara Kulonprogo dipertanyakan terkait kompensasi pada warga penggarap Pakualaman

Harianjogja.com, JOGJA –  Ratusan warga penggarap lahan Pakualaman Ground (PAG) dari empat desa di Kulonprogo menggeruduk Kadipaten Pura Pakualaman, Kamis (15/9/2016) pagi.

Advertisement

Mereka menuntut besaran kompensasi sepertiga dari perkiraan harga lahan terdampak pembangunan Bandara Kulonprogo yang kelak diberi nama New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Lahan PAG yang terkena dampak pembangunan bandara seluas 161 hektare yang digarap selama bertahun-tahun oleh warga di empat desa di Kulonprogo seperti Palihan, Glagah, Sindutan dan Jangkaran.

Pura Pakualaman dikabarkan akan mendapatkan Rp724 miliar atas ganti rugi lahan dari Angkasa Pura. Massa aksi menuntut sepertiga dari angka tersebut.

Advertisement

Dalam aksi demonstrasi, sedikitnya 300 warga yang menamakan diri forum komunikasi penggarap lahan pesisir (FKPLP) Kulonprogo, tiba di depan gerbang Kadipaten Puro Pakualaman sekitar pukul 09.30 WIB.

Massa melakukan orasi sekitar 45 menit dengan membentangkan spanduk berisi tuntutan kompensasi lahan PAG yang akan digunakan untuk pembangunan bandara.

Massa terlihat tertib dalam aksinya, tidak banyak mengeluarkan kata-kata. Koordinator FKPLP Sumantoyo menyampaikan orasinya dalam bahasa Jawa krama pun tidak dengan menggebu-gebu.

Advertisement

Nuwun sewu, kawulo dhateng mriki mung badhe nyuwun mawon [mohon maaf, kami datang ke sini hanya untuk meminta],” ungkap Sumantoyo dalam orasinya, Kamis (15/9/2016).

Warga yang datang ditemui oleh Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Kusumo Parastho beserta abdi dalem Pura Pakualaman lainnya. KPH Kusumo menyampaikan beberapa patah kata dan bersalaman dengan sejumlah warga di depan Pura Pakualaman. Ia menyampaikan kepada warga, bahwa kompensasi itu pasti akan diberikan, tetapi belum diketahui jumlahnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif