Jogja
Rabu, 6 September 2017 - 11:55 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga Berencana Pindah Bersama ke Lahan Relokasi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa pekerja menyelesaikan pembangunan rumah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di lahan relokasi yang terletak di wilayah Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kulonprogo, beberapa waktu lalu. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo, proyek relokasi baru mencapai 40%

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo menyebut progres pembangunan hunian relokasi warga terdampak proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) baru mencapai 40 persen.

Advertisement

Baca Juga : BANDARA KULONPROGO : Progres Pembangunan Relokasi Tidak Signifikan

Kepala Dusun Bapangan Glagah, Suparjo mengatakan baru 24 hunian relokasi milik warga terdampak asal Bapangan yang selesai dibangun. Sebanyak 16 lainnya masih menyelesaikan tahap finishing, seperti pengecatan dan pemasangan keramik.

Suparjo menyatakan tidak bisa memastikan kapan warga akan pindah dari rumah lama. Warga berencana melakukannya secara boyongan atau bersama-sama sehingga perlu menunggu semua hunian relokasi selesai dibangun. Mereka juga masih menunggu aliran listrik tersambung ke semua rumah.

Advertisement

“Masih ada 15 rumah yang belum tersambung listriknya,” ujar Suparjo.

Ketidaksiapan untuk segera pindah juga disampaikan Koordinator Kelompok Pemukim VI Lahan Relokasi Palihan, Susilo. Selain progres pembangunan yang baru sekitar 70 persen, warga juga menunggu pemerintah menyiapkan fasilitas pendukung di lahan relokasi, seperti jalan lingkungan dan drainase.

“Masih ada yang finishing. Kalau tenaganya serempak, itu bisa dipercepat,” ungkap Susilo.

Advertisement

Dihubungi terpisah, Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono enggan berkomentar mengenai lambatnya progres pembangunan hunian relokasi. Dia hanya berharap warga bisa segera pindah karena proyek sudah berjalan. Jika tidak, kenyamanan warga cepat atau lambat akan terganggu, misalnya karena debu yang dihasilkan land clearing atau banyaknya alat berat yang melintas.

“Nanti saya tanyakan ke pemerintah daerah lagi. Tapi kerja kita akan jalan terus,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif