Jogja
Senin, 28 Agustus 2017 - 19:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga Penggarap PAG Hentikan Paksa Alat Berat di Lahan Tambak Udang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan warga berusaha menghentikan kegiatan land clearing terhadap Pakualaman Ground (PAG) yang selama ini dimanfaatkan sebagai lokasi tambak udang di wilayah Dusun Kretek, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (28/8/2017). (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Tahap land clearing di lokasi pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mulai menyasar kawasan tambak udang di Desa Glagah

Harianjogja.com, KULONPROGO-Tahap land clearing di lokasi pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) mulai menyasar kawasan tambak udang di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (28/8/2017).

Advertisement

Kegiatan yang melibatkan sejumlah alat berat itu sempat mendapatkan penolakan oleh warga penggarap PAG.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I telah menyosialisasikan tentang larangan melakukan kegiatan tambak dan lainnya di wilayah pembangunan NYIA per Minggu (27/8/2017) kemarin.

Advertisement

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I telah menyosialisasikan tentang larangan melakukan kegiatan tambak dan lainnya di wilayah pembangunan NYIA per Minggu (27/8/2017) kemarin.

Hal tersebut mengingat batas waktu pengosohan lahan untuk kawasan tambak sudah berakhir. Sejumlah alat berat kemudian didatangkan karena pihak pemrakarsa proyek pembangunan bandara bertekad melakukan land clearing pada awal pekan ini.

Namun, ketegangan sempat terjadi saat operator alat berat ingin melaksanakan tugasnya pada Senin pagi, khususnya di Dusun Kretek, Glagah, Temon. Puluhan warga berdatangan dan memaksa mereka mematikan mesin alat berat. Mereka merupakan penggarap PAG yang tidak menginginkan adanya penggusuran sebelum ada kepastian soal pemberian tali asih dari Puro Pakualaman.

Advertisement

Akibatnya, belum ada kejelasan mengenai nasib para penggarap. “Silakan dikerjakan [land clearing] tapi yang sudah milik Angkasa Pura I sepenuhnya, bukan yang masih bersengketa. Kami menuntut kepastikan dulu,” kata Bayu.

Bayu menambahkan, ada beberapa tambak yang masih dalam proses pembesaran benih. Warga berharap pengosongan lahan bisa menunggu setelah panen agar mereka tidak merugi. “Harapannya kami bisa panen semua karena ini modalnya besar,” ucap Bayu.

Kabag Ops Polres Kulonprogo, Kompol Sudarmawan mengungkapkan, pihaknya berupaya memfasilitasi warga untuk melakukan mediasi dengan PT Angkasa Pura I. Hasilnya, land clearing akan dilaksanakan terhadap tambak yang sudah kosong dulu. Sejumlah perwakilan warga juga bakal diantar ke Puro Pakulaman untuk mempertanyakan kejelasan pemberian tali asih bagi penggarap PAG.

Advertisement

Kendati begitu, kegiatan land clearing tetap dilanjutkan. “Kalau warga meminta pengosongan lahan dihentikan, itu tidak bisa. Secara persuasif kita juga minta warga memindahkan udangnya,” ujar Sudarmawan.

Sementara itu, Project Manager Pembangunan NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono menegaskan jika pihaknya sudah melakukan pembayaran ganti rugi atas PAG melalui konsinyasi. Hanya saja, dana itu memang belum diterima Puro Pakualaman karena masih ada sengketa lahan.

Namun, Sujiastono menegaskan jika masalah itu sudah bukan menjadi urusan PT Angkasa Pura I, termasuk soal tali asih untuk penggarap PAG. “Tali asih itu hal yang berbeda dengan proyek. Itu antara Puro Pakualaman dan warga,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : BANDARA KULONPROGO
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif