SOLOPOS.COM - Reaksi warga saat menerima kehadiran tim NYIA, di Dusun Kepek, Desa Glagah, Kamis (14/12/2017). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Surat peringatan ketiga ditolak warga.

Harianjogja.com, KULONPROGO–Surat Peringatan ketiga (SP III) yang dikirimkan PT Angkasa Pura I (Persero)/PT AP I, tidak mempan bagi warga penolak pembangunan bandara baru.
Mereka tetap bersikukuh bertahan dan tinggal di rumah mereka, yang berada di atas lahan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Salah seorang warga penolak pembangunan NYIA di Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon Supriyanto menegaskan dirinya tidak mengikuti proses dikirimkannya surat peringatan kepadanya, selaku warga penolak NYIA.
Sehingga ia mengacuhkan perihal SP yang dikirimkan oleh tim NYIA ke rumahnya. Ia juga sama sekali tidak menggunakan kesempatan yang diberikan oleh tim, untuk mengikuti tahapan penaksiran ulang aset lahan miliknya yang terkena proyek bandara. Saat didatangi tim, ia memilih untuk menyatakan penolakan, sehingga kemudian tim beranjak meninggalkan rumahnya.

“Tidak perlu saya ulangi lagi, tetap menolak. Inilah upaya kami untuk bertahan, tetap tinggal di sini, ini hak kami, tempat tinggal kami, tidak bisa dinilai dengan rupiah,” ungkap lelaki yang dikenal ustaz Sofyan itu, di kediamannya, Kamis (14/12/2017).

Sikap penolakan yang sama, ditunjukkan warga yang berdiam di rumah Agus Urbani di Dusun Kepek, Desa Glagah. Sebelum bertemu dengan warga, tim berhadapan dengan sejumlah relawan, yang berada di teras rumah. Setelah muncul seorang perempuan yang diyakini salah satu penghuni rumah, warga tersebut berbicara dengan nada tinggi dan bersuara lantang, kepada tim dan anggota kepolisian yang mengantarkan SP III. Isi kalimat yang diungkapkan menggambarkan sumpah serapah, agar NYIA tidak beroperasi optimal.

Angkasa Pura kere!, tak doake bandara mangkrak! Allaaahuakbar. Ra gelem adol omah, lemahku nggo mangan, ora tak dodol, lungo! [Angkasa Pura kere, saya doakan bandara mangkrak. Enggak mau jual rumah, tanah ku untuk makan enggak untuk dijual, pergi],” kata perempuan itu, dari teras rumah. Selanjutnya, tim kemudian meninggalkan rumah tersebut, dengan membawa berkas yang tidak jadi mereka sampaikan ke pemilik rumah.

Sekretaris Proyek NYIA PT AP I, Didik Tjatur Prasetya menuturkan, soal warga yang masih menolak untuk pindah, AP I tetap akan menjalankan prosedur yang berlaku. Sembari menunggu proaktif Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat, untuk membantu mencari solusi. Kendati demikian seluruh tahapan pembangunan NYIA akan tetap berjalan sesuai rencana. Karena pada dasarnya AP I kedapatan tugas untuk membangun NYIA.

“Kami masih akan membahasnya lagi. Ini proyek strategis nasional, bukan hanya kepentingan AP I semata, dan Pemkab sudah melakukan pendekatan kepada warga yang masih menolak,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya