Jogja
Sabtu, 19 Desember 2015 - 05:20 WIB

BANDARA KULONPROGO : Warga yang Tolak Diukur Disebut Merugi, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas melakukan pengukuran lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Jumat (18/12/2015). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bandara Kulonprogo untuk pengukuran lokasi NYIA mencapai 92%.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengukuran lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, diwarnai keributan, Jumat (18/12/2015).

Advertisement

Kasi Survei dan Pengukuran BPN Kulonprogo, Obed Tri Pambudi menganggap keributan yang sempat terjadi tidak terlalu menghambat upaya pengukuran lahan. Pengukuran lahan di Sidorejo bahkan diklaim telah mencapai 99 %. Kekuatan tim segera dikerahkan maksimal untuk pengukuran sisa lahan di Dusun Kragon II, Desa Palihan.

Obed belum bisa menyebutkan jumlah bidang tanah yang berhasil diukur karena menggunakan sistem blok. Dia hanya mengungkapkan jika hari itu telah mengukur dua blok lahan milik enam orang. Masih ada lahan yang belum berhasil diukur karena berbatasan dengan jalan dan sempat menimbulkan keributan.

Tim BPN akan tetap berusaha mengukur seluruh lahan yang tersisa demi validitas data. Dia lalu berpendapat, warga yang tidak mengizinkan lahannya diukur dan didata sebenarnya merugi. Hal itu karena BPN jadi tidak punya data valid mengenai tanaman dan aset lain di dalamnya.

Advertisement

Sementara itu, Plt Kabid Pengukuran BPN DIY, Rudi Prayitno mengungkapkan, lahan calon lokasi bandara NYIA yang telah diukur mencapai 92%. Delapan persen sisanya masih berada di Sidorejo, Glagah dan Kragon II, Palihan.

“Kragon II juga sudah maksimal dengan sistem blok,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif