SOLOPOS.COM - Warga WTT berjaga di pos ronda di wilayah Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Temon untuk mengantisipasi pematokan dan pengukuran yang dilakukan tim Satgas A dan Satgas B, Selasa (24/11/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Bandara Kulonprogo tetap ditolak warga WTT.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono menuturkan, seluruh warga mulai siaga setiap waktu. Artinya tidak hanya saat siang, di mana proses pengukuran itu berlangsung. Akan tetapi, penjagaan juga dilakukan pada malam hari secara bergantian. Upaya tersebut dilakukan, mengingat informasi yang disampaikan ke WTT pengukuran bidang akan dilakukan di waktu malam.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

“Kami yang jelas tidak ingin kecolongan lagi seperti tahun lalu. Jadi kami stand by 24 jam. Kami akan tetap bertahan menolak bandara dan komitmen tidak melepas tanah ini. Apalagi selama ini penyampaian pendapat kami juga selalu ditanggapi dingin,” ungkap Martono.

Warga WTT bertahan di pos ronda dan di masing-masing rumah. Martono menandaskan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mendirikan pos khusus untuk meningkatkan penjagaan. Pos itu nantinya akan digunakan untuk menampung relawan untuk membantu kesiagaan di kawasan tersebut.
Pos tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan WTT terhadap tim pelaksana pembangunan bandara, mengingat lokasi tanah yang kini dipertahankan berada di tengah lokasi pembangunan bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya