SOLOPOS.COM - Penolakan pembangunan bandara. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Bandara Kulonprogo untuk warga yang keberatan kembali melakukan aksi.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Warga penolak pembangunan bandara yang tergabung dalam Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT) akan tetap melakukan upaya penolakan. Adapun rencana sosialisasi pengadaan tanah akan dilakukan di sejumlah tempat di lima desa terdampak pembangunan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua WTT Martono mengungkapkan, sedikitnya 500 warga akan dikerahkan di Balaidesa Glagah untuk melakukan aksi mujahadah guna menghadapi sosialisasi tersebut. Bahkan, pihaknya siap untuk menghadang pematokan lahan.

“Kami persilahkan pematokan dilakukan di tanah yang bukan milik warga penolak. Tapi kami akan tetap menghadang dan mengikuti prose situ, agar tidak terjadi kecolongan, tanah warga penolak dipatok,” tegas Martono.

Martono mengungkapkan, jumlah sertifikat tanah milik warga yang menolak pembangunan bandara telah mencapai 300 lembar. Kurang lebih ada 250 kepala keluarga yang berada di lokasi terdampak langsung pembangunan, dan 150 kepala keluarga di antaranya berada di lokasi yang tidak terdampak langsung.

“Jadi bukan 45 sertifikat dari warga yang menolak. Tapi ada 300 sertifikat warga penolak. Kami yakin akan semakin banyak warga yang menolak, jika harga [ganti rugi] tidak sesuai,” jelas Martono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya