SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, SLEMAN-Bangkit dari bencana erupsi Gunung Merapi pada 2010, sejumlah perempuan warga Kecamatan Cangkringan, Sleman mengembangkan kerajinan tas rajut.

“Sejumlah ibu-ibu yang menjadi korban erupsi Merapi tergabung dalam kelompok membuat tas rajut Merapi,” kata Ketua Kelompok Rajut Merapi Tuti Harjanti, Sabtu (14/12/2013).

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Menurut dia, usaha toko kelontongnya terpaksa harus tutup selama tiga bulan karena erupsi Merapi, selama kurun waktu tersebut, kondisi tersebut memberatkan ekonomi rumah tangga.

“Karena tidak ada pemasukan sedangkan pengeluaran sehari-hari berjalan terus,” katanya.

Ia mengatakan, berbekal keahlian merajut yang didapat dari pelatihan yang diberikan Disperindagkop Kabupaten Sleman pada 2012 di Desa Wukirsari, 17 orang ibu-ibu mulai membuat usaha aksesoris rajutan yang kemudian dikembangkan menjadi berbagai kreasi rajut berupa tas, dompet, taplak meja dan lain sebagainya.

“Produk-produk yang dihasilkan pertama dipamerkan pada Pasar lebaran yang diselenggarakan Disperindagkop Sleman pada 2012 di Desa Wukirsari dan Kepuharjo,L katanya.

Pameran ini mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat sehingga kelompok rajut ini mulai kebanjiran pesanan. Kelompok pelatihan ini kemudian membentuk Kelompok Rajut Merapi dan rutin bertemu setiap minggunya.

“Varian produk Rajut Merapi saat ini adalah tas, dompet, tempat botol air mineral, bros, penjepit rambut, bandana, dan lain-lain. Produksi saat ini dikonsentrasikan pada produk asesoris wanita, karena varian tersebut paling laku di pasaran,” katanya.

Tuti mengatakan, harga produk Rajut Merapi sangat bervariatif, untuk tas mulai dari harga Rp80.000 hingga Rp400.000, tergantung dari tingkat kerumitan dan bahan lain yang menjadi komponen pendukung produk tersebut.

“Produk dompet berkisar Rp10.000 hingga Rp100.000, dan untuk produk asesoris rajut dari harga Rp1.000 hingga Rp5.000,” katanya.

Ia mengatakan, untuk memasarkan produknya, kelompoknya terus berupaya memamerkan produknya di berbagai event pameran termasuk di Pasar Malam Perayaan Sekaten yang diselenggarakan di Alun-Alun Utara Jogja.

“Selain itu, produk juga dipasarkan melalui butik, internet dan ‘reseller’. Saat ini Rajut Merapi telah memiliki dua gerai di Ngemplak dan Wukirsari,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya