Jogja
Sabtu, 12 Maret 2022 - 18:48 WIB

Bangun JPG Malioboro Tak Boleh Sentuh 1 Ruangan di DPRD DIY, Kenapa?

Sunartono  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menikmati suasana pedestrian Malioboro. (Istimewa)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Tahap pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) di kawasan Jl. Malioboro tidak boleh menyentuh satu ruangan di kompleks Gedung DPRD DIY.

Proses pembangunan diawali dari sayembara pradesain. Pembangunan JPG di Kawasan Jalan Malioboro ini bakal menggunakan lahan sementara Teras Malioboro 2 serta Gedung DPRD DIY.

Advertisement

Namun, ada satu ruangan yang akan tetap dipertahankan di kompleks Gedung DPRD DIY. Tahapan sayembara telah memasuki aanwizjing atau pertemuan antara panitia penyelenggara, yakni Dinas PUP-ESDM DIY dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dengan peserta untuk memberikan penjelasan detail.

Baca Juga : Jos! Street Furniture Malioboro Jogja Ternyata Buatan Wong Ceper Klaten

Advertisement

Baca Juga : Jos! Street Furniture Malioboro Jogja Ternyata Buatan Wong Ceper Klaten

Aanwizjing ini telah digelar pada Rabu (9/3/2022) di Kantor Dinas PUP-ESDM DIY. Total 110 peserta yang bakal ikut berkompetisi dalam sayembara pradesain. Wakil Ketua IAI DIY, Trisno Seputro, menjelaskan sayembara ini akan menjadi tantangan bagi arsitek.

Mereka tidak hanya bersaing dari sisi estetika dan kualitas konstruksi, tetapi juga harus menyesuaikan keberadaan satu ruangan di Gedung DPRD DIY. Ruangan tersebut akan dipertahankan.

Advertisement

Baca Juga : Malioboro Jogja Tanpa PKL, Wisatawan Selonjoran di Jalur Pedestrian

Sesuai rekomendasi Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, gedung JPG Malioboro ini akan dibangun dengan tinggi maksimal 18 meter. Luas lahan total yang akan dipakai 20.524 meter persegi.

“Nantinya akses jalan dari Jalan Perwakilan dan Jalan Mataram karena Malioboro ke depan akan jalur pedestrian. Ini tentu harus menjadi perhatian peserta [sayembara],” tutur dia.

Advertisement

Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, mengatakan JPG yang dibangun di kawasan Malioboro dapat sejalan dengan Sumbu Filosofis yang memiliki makna perjalanan hidup manusia.

Baca Juga : Beri Kesan Jadul, Toko di Malioboro Dicat Ulang Warna Putih

Gedung ini akan menjadi ruang informasi sekaligus ruang pamer lengkap tentang Jogja dari berbagai aspek. Mulai dari aspek filosofi dan kebudayaan, kesejarahan, hingga kelestarian warisan pusaka alam, dan budaya atau heritage.

Advertisement

“Kemudian ada aspek tata ruang dan keunikan bangunan arsitektur, aspek kesenian, dan pariwisata Jogja sebagai produk budaya. Selain itu, akan memperhatikan aspek Jogja masa depan,” tutur Anna.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif