SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BANTUL—Ingin mudah malah bubrah (rusak). Hal ini yang dialami sekitar 60 warga Dusun Gerselo, Desa Patalan, Kecamatan Jetis, yang menderita diare karena air sumur mereka tercemar.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

Pascagempa 2006 silam, pembangunan WC dan toilet di dusun ini terkesan seadanya. Selain, tergantung ketersediaan dana juga lahan yang dimiliki tiap warga jaraknya berdekatan. Akibatnya, WC atau toilet dibuat dekat dengan sumur dan tempat pembuangan hanya berjarak sekitar tiga meter dari sumur. Bahkan, dari WC ke tempat pembuangan hanya dihubungkan dengan pipa.

Kepala Dusun Gerselo Sarjono mengatakan, dari pengecekan WC milik 285 kepala keluarga yang ada di dusun ini, jarak antara sumur dengan tempat pembuangan limbah saling berdekatan. Bahkan, beberapa juga ada yang letaknya dekat dengan kandang ternak.

Seperti di rumah Mursidi. WC atau toilet terletak persis di samping kandang ternak. Tak sampai satu meter, terdapat sumur yang airnya biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Sejak kena diare, sesuai anjuran Pak Dukuh, air sumur cuma dipakai untuk mandi dan cuci baju. Kalau untuk masak dan minum pakai air yang dari bantuan pemerintah,” ujarnya belum lama ini.

Hal serupa juga terjadi di rumah Lanjar, 57. Dia bersama dua anggota keluarganya yang lain sehari-hari memanfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari. Jarak antara WC dengan sumur hanya sekitar dua meter. Parahnya, sumur yang hanya disemen di bagian atas ini memiliki kedalaman kurang dari 10 meter sedangkan kedalaman tempat pembuangan yang terbuat dari beton hanya sekitar empat meter.

“Dibikin dekat dengan sumur biar gampang kalau ambil air. Tempat pembuangannya cuma pakai beton,” akunya.

Mardini, salah satu warga yang kehilangan anggota keluarganya karena diare mengaku sumurnya semakin hari semakin keruh. Bahkan berwarna kuning, berminyak dan berbau. Letak sumur yang memiliki kedalaman sekitar sembilan meter ini diakuinya dekat dengan tempat pembuangan limbah dari WC. Mardini mengaku tak berani lagi menggunakan air sumur untuk keperluan memasak dan konsumsi. Ia berharap ada bantuan pembuatan sumur dan sanitasi dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya