Jogja
Kamis, 19 Mei 2016 - 11:20 WIB

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Begini Sejarah Pesanggrahan HB II

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja membersihkan lumut yang menempel pada struktur tembok kolam dalam proses pemugaran Situs Warungboto, di Jalan Veteran, Yogyakarta, Rabu (18/05/2016). Bangunan bersejarah berupa pesanggrahan dengan taman air dan lorong-lorong kecil di bawah tanah yang indah itu dibangun sekitar tahun 1800-an oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II. Saat ini pemugaran dilakukan untuk memperbaiki struktur bangunan yang retak atau runtuh agar kembali berdiri dan ditargetkan dapat dibuka untuk umum seperti Tamansari. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Bangunan cagar budaya Situs Warungboto diupayakan kembali megah.

Harianjogja.com, JOGJA — Puluhan pekerja sudah berkumpul di situs Warungboto sejak Rabu (17/5/2016) pagi. Tanpa buang waktu lagi mereka mulai menyingkirkan puing-puing yang berserakan dan menggosok lumut di dinding. Setahun lagi, situs yang kini berupa puing itu akan kembali megah seperti sediakala.

Advertisement

Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wahyu “Tutik” Astuti menyampaikan pesanggrahan Warungboto seperti versi mungil Tamansari. Di tempat itu terdapat kompleks bangunan yang dulu menjadi lokasi peristirahatan keluarga raja. Dinding bangunan di kompleks peristirahatan ini dibangun dengan ketebalan sekitar 40cm, mirip seperti bentuk bangunan peninggalan Kraton Yogyakarta lainnya.

Salah satu pesona situs Warungboto adalah taman yang ada di tengah komplek. Posisinya lebih rendah dari permukaan jalan raya di depannya. Di taman ini terdapat dua kolam. Kolam pertama berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar empat meter. Di tengahnya terdapat sumber pancuran air. Diduga di bawah kolam ini terdapat sumber mata air yang dipancarkan lewat pancuran di tengahnya. Kolam itu terhubung dengan asluran ke kolam kedua yang berukuran lebih besar berbentuk bujur sangkar.

Setelah pemugaran usai, Tutik menuturkan nantinya umbul (kolam) itu akan kembali dihidupkan. Air rencananya kembali mengaliri kolam-kolam yang ada sementara gedung-gedung yang tersisa akan dirapikan kembali. Masyarakat pun bisa melihat langsung kemegahan karya arsitektur peninggalan HB II ini saat masih utuh.

Advertisement

“Sekrang juga sebenarnya sudah bisa dilihat dan sering jadi tempat event. Tapi nanti targetnya semua bisa berdiri lagi dan kelihatan aslinya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif