Jogja
Rabu, 11 November 2015 - 12:20 WIB

BANGUNAN CAGAR BUDAYA : Tak Ada Arca di Penemuan Kolam Kuno di Situs Ratu Boko

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menggali kolam kuno raksasa di Komplek Situs Ratu Boko, Selasa (10/11/2015).(JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Bangunan cagar budaya Sleman bertambah dengan penemuan kolam kuno.

Harianjogja.com, SLEMAN-Kolam kuno yang ditemukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jogja di Komplek Situs Ratu Boko ternyata berukuran cukup luas. Panjang 53 meter persegi, lebar 22,5 meter persegi, dan kedalaman 2,25 meter persegi. Jika ditotal, luasnya 1.192,5 meter persegi.

Advertisement

Setelah dilakukan penggalian atau proses menampakungkapkan situs beberapa hari, tidak ditemukan arca di dasar kolam tersebut. Tidak seperti kolam di dekat Gua Lanang dan Wadon.

“Kalau di sana [dekat Gua Lanang dan Wadon] ada cerukan arca. Ada juga padma atau hiasan Lingga Yoni,” jelas Kepala BPCB Jogja, Tri Hartono, Selasa (10/11/2015). Oleh sebab itu untuk sementara ini pihaknya menyebut temuan di sisi timur Candi Pembakaran itu sebagai situs semisakral.

Menurutnya, ada kolam sakral dan semisakral. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan pembuatannya yang mengacu pada elemen-elemen di dalamnya. Tri melihat untuk kolam kuno raksasa yang baru ditemukan ini lebih untuk menampung air guna keperluan penghunian di masa lalu sehingga untuk disebut sebagai kolam sakral tidak cukup kuat indikasinya.

Advertisement

Awal mula penemuan terjadi saat petugas menemukan satu aliran air di sebelah utara gapura dekat Candi Pembakaran. Air mengarah ke kolam yang luas itu. Kemudian petugas melakukan penggalian. Setelah dilakukan penggalian, ukurannya cukup luas. Kolam raksasa itu tertata rapi dengan bebatuan putih, begitu juga dengan dinding-dindingnya di sisi utara, barat dan timur. Sementara sisi selatan belum nampak.

Tri menduga, akses masuk kolam dari sisi barat pasalnya ada anak tangga yang diduga sebagai pintu masuk. Ia belum memastikan apakah kolam dapat difungsikan untuk penampungan air atau tidak. Pihaknya masih menunggu hujan yang menyebabkan air memenuhi kolam. Hal itu untuk melihat potensi kebocoran pada dinding kolam.

“Kalau dilihat kondisinya ada retak di dinding kolam sehingga bisa menguras air,” kata dia.

Advertisement

Menurutnya, pengelola Situs Ratu Boko menghendaki kolam diberi fasilitas permainan untuk anak. Tapi BPCB tak setuju mengingat komplek tersebut sebagai tempat suci.

Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Jogja, Wahyu Astuti, menduga kolam kuno raksasa tersebut menjadi kolam terluas di Situs Ratu Boko. Melihat kolam lainnya berukuran kecil dan relatif sama.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif